Inovasi Mina Sarua – Kemasan menarik, konsumen tertarik
oleh: M. Farras Abiyyuddin (Mahasiswa Magister Ilmu Pangan IPB)
Harianamanat.com,Bogor-Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2018, Indonesia selalu menduduki peringkat tiga besar sebagai produsen rempah pilihan.
Kekayaan rempah-rempah tersebut telah dimanfaatkan menjadi berbagai produk olahan, termasuk dalam bentuk minuman. Di era pandemi saat ini, minuman berbahan dasar rempah-rempah sedang menjadi tren yang hangat karena memiliki banyak khasiat, salah satunya mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
Pemanfaatan rempah-rempah sebagai minuman tradisional di setiap daerah tentu berbeda-beda. Jika di Pulau Jawa terdapat wedang jahe, maka di Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya di daerah Bima, terdapat mina sarua.
Mina sarua merupakan minuman tradisional khas Bima yang berasal dari beberapa bahan dan campuran rempah, seperti beras, beras ketan, ragi, kelapa, jahe, kunyit, dan air. Mina sarua biasanya disajikan dalam acara-acara besar di Bima, termasuk saat perayaan hari raya Idul Fitri. Namun, seiring berjalannya waktu, mina sarua mulai banyak diproduksi untuk dapat dikonsumsi sehari-hari, terutama dalam kondisi cuaca dingin.
Masyarakat Bima meyakini bahwa dengan mengonsumsi mina sarua, maka dapat meningkatkan kehangatan dalam tubuh. Selain itu, minuman tradisional ini juga memiliki khasiat lainnya yaitu dapat meningkatkan kebugaran tubuh, mengurangi rasa pegal, mengobati masuk angin, dan menambah stamina.
Sebagai minuman tradisional yang kaya akan khasiat, mina sarua memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu produk oleh-oleh khas daerah Bima. Namun, saat ini, konsumsi mina sarua masih terbatas di wilayah Bima saja, dan apabila didistribusikan keluar wilayah Bima, mina sarua masih dikemas secara sederhana, yaitu menggunakan sisa botol minuman. Sehingga, inovasi yang perlu dilakukan untuk dapat menjadikan mina sarua sebagai produk oleh-oleh khas Bima adalah dengan memperbaiki dari sisi kemasan.
Pengemasan merupakan salah satu tahapan penting dalam proses pengolahan pangan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelindung makanan, namun pengemasan juga dapat berperan dalam mendapatkan konsumen melalui desain kemasan yang menarik. Beberapa jenis kemasan yang dapat digunakan untuk minuman tradisional mina sarua adalah botol plastik polipropilen, botol kaca bening, dan botol kaca gelap. Selain itu, mina sarua juga dapat disajikan dalam berbagai ukuran, seperti pada cup 150-250 ml untuk sekali minum, dan botol dengan ukuran yang lebih besar untuk disimpan dalam jangka waktu lebih lama. Dalam proses kemasan, desain merupakan salah satu komponen penting.
Selama ini, mina sarua hanya dikemas dalam sisa botol minuman tanpa terdapat identitas mengenai mina sarua. Sehingga ke depannya, perlu dilakukan inovasi dengan mendesain kemasan mina sarua yang memuat identitas dari mina sarua tersebut.
Mina sarua merupakan minuman khas dari Bima yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Dengan melakukan pengemasan yang menarik, maka dapat menjadikan mina sarua sebagai produk oleh-oleh khas Bima yang dapat didistribusikan secara luas.
Selain itu, hal ini merupakan bentuk inovasi terhadap pangan lokal. Dengan melakukan inovasi terhadap pangan lokal, maka akan dapat melestarikan potensi pangan lokal tersebut. Hal ini juga merupakan upaya memperkaya keberagaman pangan dan membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara yang setiap daerahnya kaya akan potensi pangan lokasi.