harianamanar.com
JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Hedayah dan Pemerintah Australia melaksanakan pelatihan lanjutan terkait Mendukung Keluarga dalam Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan, “National-Led Training” Grup 2 selama tiga hari 27-29 Juni 2022 di Jakarta. Peserta pelatihan group 2 ini terdiri dari perwakilan berbagai lembaga termasuk Dinas Sosial dari berbagai daerah di Indonesia, Lembaga Pemasyarakatan, BNPT dan perwakilan organisasi masyarakat sipil yaitu Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR).
“BNPT berkolaborasi dengan Hedayah dan Pemerintah Australia berkomitmen untuk memberikan pengembangan kapasitas bagi para penerima manfaat baru baik para pekerja sosial maupun perwakilan dinas sosial Indonesia yang belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya melalui program National Led Training,” Jelas Kasubdit Kerjasama Multilateral Weti Deswiyati dalam sambutannya mewakili Direktur Kerjasama dan Regional Multilateral BNPT.
Dalam pelatihan ini, partisipan didampingi oleh tiga pelatih nasional, satu konsultan dan tim dari Hedayah. Salah satu pelatih dari Sentra Wijaya Makassar Bambang Tri Hartono menjelaskan kelak para peserta diharapkan dapat mengambil peran, mengidentifikasi kasus, berkolaborasi dengan baik hingga dapat melakukan intervensi di masyarakat.
“Hari ini peserta dibekali dengan materi umum tentang istilah – istilah pencegahan dan penanganan ekstrimisme. Harapannya mereka dapat mengambil peran, bisa mengidentifikasi secara spesifik dan berkolaborasi secara baik,” katanya.
Terdapat beberapa faktor bagaimana sebuah keluarga perlu diperkuat guna mampu mendeteksi paparan paham radikalisme sebagaimana diungkapkan oleh Hatem Shatnawi
Program Officer Capacity Building Programs Hedayah.
“Keluarga adalah orang – orang terdekat yang sangat berpotensi melakukan deteksi dini untuk mencegah ekstrimisme berbasis kekerasan berlanjut, ilmu yang dibagikan diharapkan dapat berkontribusi dalam memperkuat ketahanan keluarga termasuk bagi keluarga yang anggota keluarganya terindikasi terpapar ajaran ekstrimis berbasis kekerasan,” terangnya.
Berbagai sesi menarik telah disusun dalam rangkaian pelatihan selama tiga hari, mulai dari sesi pengenalan terhadap beragam terminologi terkait “Radicalization Leading to Violent Extremism”, “Macro-Level Factors, “Individual Factors”, sesi pengenalan konsep keluarga sebagai kesatuan unit, peran wanita hingga peserta diberikan kesempatan mempraktikkan langsung keterampilan melakukan wawancara dan cara melakukan penilaian kebutuhan (need assesment).
Sama halnya dengan pelatihan sebelumnya, kegiatan kali ini bertujuan membangun keterampilan peserta dalam hal pelatihan dan mempersiapkan peran mereka sebagai trainers untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.
BNPT dan Hedayah telah berkolaborasi sejak tahun 2020, beberapa program yang telah dihasilkan diantaranya adalah pelatihan awal program “Mendukung Keluarga dalam Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan (CVE)”, pelatihan tingkat awal dan lanjutan, lokakarya mengenai koordinasi multi-lembaga, lokakarya pelatihan “Training of Trainers” hingga National Led-Training.
Radikalisasi yang Mengarah pada Ekstremisme Berbasis Kekerasan (RLVE) merupakan salah satu tantangan utama di Indonesia, maka dari itu dibutuhkan pendekatan menyeluruh antara pemerintah dan masyarakat untuk menanggulanginya.
Biro Perencanaan, Hukum, dan Hubungan Masyarakat
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
Email: humas@bnpt.go.id
Instagram: bnptri
Youtube: humasbnpt
Facebook: BNPTRI
Twitter: @BNPTRI