Berkah Dari Sampah Plastik

Headline155 Dilihat
banner 468x60

HARIAN AMANAT, KOTA BIMA.

Tak hanya daratan, laut kini juga menjadi ladang rezeki bagi pemulung yang tinggal di Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima NTB.

banner 336x280

Setiap hari, mereka mendayung sampan dari pagi hingga siang hari untuk mengumpulkan sampah plastik di Teluk Bima.

Salah satunya Ali (65). lelaki asal Bima ini sudah melakoni pekerjaan tersebut sejak 6 tahun yang lalu. Tak ada pilihan lain untuk mencari rezeki guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Meski sudah berumur lebih dari setengah abad, namun ia masih kuat mendayung sampan, mengendarai motornya dari pagi hingga menjelang siang hari. Untuk mencari sampah plastik juga sampah non organik lainnya.

Pendengaran ayah tiga anak ini juga sudah tidak normal lagi. Namun penglihatannya masih cukup terang untuk menyisir wilayah Teluk Bima dari Pelabuhan Nelayan Kampung Daru desa Darussalam.
Menyusuri Teluk hingga desa soromandi guna mengumpulkan sampah plastik setiap harinya.

“Tidak ada pekerjaan lain, sudah lama saya kumpulkan sampah begini, selepas siang saya langsung menyetorkan ke Bank Sampah Agung Jaya milik mantan wartawan om Bek,” ungkap Ali yang lebih dikenal dengan sebutan Ama elo.

Dalam sehari biasanya Ama Elo mampu mengumpulkan sampah sekitar 5 karung sampah plastik. Namun jika dalam keadaan sepi ia hanya mampu mengumpulkan satu karung bahkan setengah karung sampah plastik. Sampah plastik yang dikumpulkan adalah botol minuman kemasan, gelas minuman kemasan, toples dan jenis plastik lainnya, juga kardus bekas. Buku-buku dan kertas-kertas.

Jika sampahnya sedikit maka sebelum dijual, sampah tersebut dikumpulkan terlebih dahulu selama satu minggu. Setelah terkumpul banyak, maka ia akan menghubungi Bank sampah untuk menjual sampah plastiknya.

Setiap kilo sampah plastik dihargai Rp1.700. Jadi pendapatan yang didapatkan AmanElo dalam seminggu berkisar Rp50.000 hingga Rp60.000. bahkan bisa lebih jika mendapatkan sampah Kardus bekas.

Ia bersyukur jika bisa mendapatkan banyak kardus bekas.karena timbangannya bisa lebih dari 50 kg hingga 100 kg

Baginya, uang hasil pendapatan dari mengais sampah cukup untuk membeli beras dan kebutuhan pokoknya.

KARYA DARI SAMPAH PLASTIK

Berbeda dengan Siswa Siswi SMAN 4 Kota Bima. Disekolah ini Sampah plastik bisa menjadi sebuah kerajinan tangan yang unik.

Seperti yang dihasilkan siswa -siswi kelas X.
mereka membuat prakarya dari sampah plastik menjadi Bola Lampion yang indah, Meja, Kursi Taman, Kembang hias, Bingkai, hiasan tembok, Keranjang, tempat alat tulis, tudung saji dan banyak lagi hasil prakarya mereka.

Wulan dan Aura siswi kelas X-7 mampu menghasilan Bola Lampion yang unik.
Untuk membuat Lampion unik ini, mereka harus mengumpulkan 90 sampah plastik gelas bekas air mineral.

” Sampah gelas plastiknya di cuci bersih, kemudian dikeringkan, baru disemprot untuk mewarnai, setelah itu kita sulam ikat menjadi lampion,” terang dara manis ini.

Menurutnya dari hasil pembelajaran muatan lokal itu dirinya bisa memanfaatkan berbagai sampah plastik.

Saat ini Wulan dan Aura beserta 7 rekannya dari kelas X lainnya membuat Kelompok belajar.
Setiap Sabtu dan minggu mereka isi dengan membuat berbagai kerajinan dari Sampah plastik.

” Tadinya guru hanya mengajarkan kami misalnya cara membuat fas bunga, tapi sekarang kami kreasikan dengan memasang pernik-pernik, atau kami menyemprot benangnya dengan warna silver ditambah manik-manik dari kerang yang kami hancurkan, ” ujar Aura bersemangat.

Ia mengaku bahwa hasil karya kelompoknya pernah dibeli oleh guru-gurunya disekolah SMAN 4 Kota Bima.

“Kami memang ada rencana untuk membuat bazar, dan kami sudah sampaikan kepada Ibu Wakil Gubernur NTB Umi Rohmi, semoga beliau bisa hadir saat pelaksanaan Bazar hasil kerajinan Sampah Plastik dari sekolah kami,” ujarnya.

Aura Wulan, Yuli, Ita, dan siswi kelas X SMAN 4 Kota Bima merasa bangga, karena hasil karyanya dipuji Wakil Gubernur NTB.

” Kami tersanjung, karena sekolah kami dikunjungi Umi Rohmi Wakil Gubernur NTB, dan Umi Rohmi puji hasil karya kami, bangga sekali rasanya,” ujar Wulan.

Mereka berharap bahwa pemanfaatan sampah plastik dan sampah non organik ini bisa menjadi tren seluruh warga Bima.
Karena disamping bernilai ekonomis juga akan berdampak pada keindahan lingkungan.

” Andai semua orang bisa mengumpulkan sampah plastik, walaupun tidak dimanfaatkan tetapi minimal menyimpannya ditempat yang baik, toh nanti akan ada pemulung yang ambil juga. Tentu lingkungan kita pasti bersih, laut kita pasti bersih kembali,” ungkap Wulan Lestari.(admin)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *