Sumbawa dan Selangor serta Lelaki Tua dari Laut oleh Muchlis Dj.Tolomundu (10 )

Serba-Serbi13 Dilihat
banner 468x60

Berburu Keheningan Moyo 

banner 336x280

Gemuruh dari dalam mulut gua, mencelahi keheningan yang memencil. Seperti deru air dari riam atau tebing bendungan, itulah membahananya pekik ribuan—mungkin puluhan ribu—kelelawar yang mantul-memantul pada dinding gua. Pulau Moyo memiliki banyak gua, habitat 21 jenis Kelelawar dan Burung Walet (Collocalia sp). Misalnya di

bagian barat pulau, di dekat Kampung Brang Sedo. Juga deretan gua di Ai Manis dan Tanjung Pasir, dua spot pantai pasir putih di sisi selatan pulau Moyo, di hadapan mata melompati sebentang air berarus halaman Pak Daeng. Dari mulut jajaran gua itulah menderu suara laksana gemuruh air riam sungai. 

Kemudian datanglah ke kawasan taman buru Raja Sua. Hamparan sabana berbatas pantai pasir putih dengan perairan bening, selebihnya dataran permukaan laut utara hingga ke kaki langit. Melintas di sabana itu, suara gesekan rumput yang diterpa angin laksana percakapan alam, kian memekatkan rasa keheningan. Juga makin menajamkan keterpukauan. Misalnya pada bondongan kupu-kupu. Seliweran berkepak sayap itu serupa ritmik para penari berbusana kaya warna. Berbeda dengan impresi ketika menikmati eloknya kupu-kupu Lembah Anai, Sumbar (di bawah intimidasi gaumannya Siamang) atau kupu-kupu Bantimurung, Sulawesi Selatan (dalam riuhnya pengunjung).

Eksotik, hening, dan kaya keanekaragaman hayati. Asli alam semula jadi. Itulah Moyo. Saya menikmatinya ketika pertama kali berkeliling di sana pada 1982. Perjalanan sebagai jurnalis Majalah Tempo untuk meliput aspek ekositem (Majalah Tempo edisi 31 Juli 1982). Karakteristik Moyo seperti itu masih terjaga, masih dapat saya nikmati dalam beberapa kali perjalanan berikutnya, sampai yang terakhir pada tahun 2018.

Karakteristik destinasi wisata sedemikian itulah yang memikat para pesohor dunia. Lady Diana, Mick Jagger, Bowie, David Beckham, Bill Gates, dan Maria Sharapova: enam di antara ratusan pesohor dari belahan utara bumi yang berhari-hari menginap dan menikmati keheningan nusa

senoktah di belahan selatan bumi ini. Luas daratannya cuma 33 ribu hektar, sama dengan luas Pulau Grenada yang disesaki turis di perairan Karibia. Saat ini Pulau Moyo— justru lantaran keheningannya—menjadi buah bibir dan jadi impian para pelancong mancanegara.

Mendunianya destinasi di perairan sebelah utara kota Sumbawa Besar ini juga karena letaknya yang strategis. Moyo (sekaligus Pulau Satonda dan Gunung Tambora di dekatnya) berada dalam lintasan rute wisata kepulauan yang sudah ikonik dunia. Rute wisata dengan dominan aktivitas bahari itu, start dari Bali — Lombok dan Gili — Moyo dan Satonda serta Tambora — Pulau Komodo dan Labuan Bajo serta P. Rinca, P. Padar maupun pulau-pulau kecil yang berserakan di sekitar Taman Nasional Komodo. Rute inilah, dengan berbagai varian kombinasi, sekarang membuncah dipasarkan oleh para kreator dan operator paket perjalanan. Tidak saja start dari Bali, juga ada paket wisata rute ini dimulai dari Gili/Lombok atau sebaliknya start dari Komodo/Labuhan Bajo. Wisata dengan banyak party di kapal sepanjang perjalanan ini bisa memilih dengan kapal pesiar besar mewah, kapal kayu layar tipe pinisi, yacht-yacht pribadi yang bisa dicarter. Tersedia juga paket dengan pesawat amfibi (catalina) yang mendarat di perairan. 

Namun dengan transpotasi umum pun Moyo sekaligus Satonda dan Tambora saat ini dapat dicapai dengan mudah melalui Kota Sumbawa Besar. Menuju kota dengan bandaranya tepat di jantung kota ini bisa dengan pesawat dari Bali atau dari Lombok. Tiba di Kota Sumbawa Besar, bila berencana menginap pada satu-satunya resort mewah Pulau Moyo langsung saja menyeberang. Biasanya petugas resort sudah menjemput di bandara (tentu dengan reservasi jauh

hari sebelumnya). Bila memilih tidak menginap di Pulau Moyo, bermalamlah di kota Sumbawa Besar agar esoknya sepagi mungkin start menuju titik penyeberangan. Kota ini memiliki akomodasi pada resort pantai maupun tipe hotel kota yang cukup memadai dari kelas Melati sampai Bintang Tiga. 

Dari kota ini menyeberang ke Moyo umumnya dengan menyewa jukung bermesin dari Pantai Labuhan dalam kota Sumbawa Besar. Juga dari Pelabuhan Badas di ujung barat kota. Tamu resort mewah di Moyo diseberangkan dari pelabuhan ini dengan speedboat. Di sini tersedia speedboat yang dapat disewa untuk seharian berkeliling Moyo dari arah perairan sebelah barat kemudian ke sisi utara pulau. Jangan lupa membawa makanan dan minuman yang mencukupi. Selanjutnya ke pantai timur Moyo, kemudian menyusur pantai selatan kembali ke arah barat menuju Badas pada rembang senja. Sepanjang trip ini Anda dapat berhenti di beberapa spot diving atau menepi di banyak teluk kecil berpantai pasir putih. Bisa juga menepi di muara sungai kemudian berjalan ke dalam hutan untuk menikmati air terjun dan aneka flora fauna.Pada semua titik atau spot wisata, berbeda dengan Gili Terawangan, di perairan maupun di daratan Moyo sama sekali jauh dari keriuhan. Semuanya dalam keheningan alam semula jadi.

Letak strategis dan kaya keanekaragaman hayati sebongkah daratan hijau di perairan pada mulut Teluk Saleh itu membuatnya pantas dan layak ditetapkan sebagai Taman Buru dan Taman Wisata Alam Laut. Menteri Kehutanan RI tanggal 29 September 1986 menetapkan seluas 6.000 hektar perairan di sekitar Pulau Moyo untuk Taman Wisata Alam Laut dan sebagian besar daratan pulau yaitu 22.460 hektar

untuk Taman Buru. Kaya dengan keanekaragaman hayati— flora dan fauna—di daratan maupun di perairannya. Mulai dari hutan hujan, hutan bakau (mangrove), hingga padang rumput (sabana), perdu dan semak belukar serta banyak gua. Memukaunya kawanan kupu-kupu berterbangan kian kemari di antara beragam jenis vegetasi itu sekaligus menandakan masih lestarinya ekosistem pulau ini. Banyaknya pepohonan dengan sarang tawon (Apis sp) yang utuh juga penanda alam pulau itu masih relatif asli semula jadi. 

Akan halnya Taman Buru Raja Sua. Menghampar luas dalam keheningan, ideal untuk atraksi wisata jelajah atau penyusuran hutan. Di sini semua murni liar: sapi, rusa, babi, dan monyet. Padang rumput ini lokasi yang tepat juga untuk berwisata buru yang dikendalikan. Rusa Timor atau disebut Rusa Jawa (Cervus Timorensis), sapi liar (Bos javanicus) dan babi hutan (Sus sp) telah ditetapkan sebagai satwa buru yang diijinkan. Seperti lazimnya taman perburuan di Australia maupun Afrika, jenis satwa yang boleh diburu, jumlah serta jadwal perburuannya pun ditentukan. Dan seorang pemburu profesional mendampingi para pemburu.Tidak seenaknya bisa melintang pukang main tembak di Pulau Moyo. Pemburu harus memiliki brevet berburu, ijin memiliki senjata, izin lokasi berburu. Masih harus membayar pula. Pengunjung bisa membeli paket wisata berburu.

Tersebutlah mendiang Abdul Kadir, dulu Wakil KSAL zaman KSAL Pak Domo atau era KSAL Pak Soebono. Konon, seharusnya dia yang kemudian diangkat sebagai KSAL. Tetapi Ibu Tien menentang dengan sebuah alasan yang bersifat domestik—hal yang pada era kini tidak lagi menjadi halangan seseorang dapat menjabat apapun. Mendianglah yang memulai usaha wisata di Moyo. Semasa (disingkir)

menjabat Dubes RI di Tanzania, jagoan menembak dan berburu ini sering bersafari di hutan Afrika. Itulah sebagian hal yang melatari permohonan konsesi pengelolaan resort wisata berburu pada sebagian kawasan konservasi Moyo. Jadilah laksamana kelahiran Empang, Sumbawa, ini pemegang hak kelola. Ia berkongsi dengan jagoan berburu lainnya, Ponco Soetowo dan Dali Sofari. Juga Adrian Zecha, pendiri dan pemilik jaringan Resort Aman. Berdirilah di sana Resort Amanwana namanya, yang kesohor di jagad wisata dunia.

Kecuali untuk berburu, hamparan sabana Raja Sua cocok pula untuk aktivitas pengamatan burung (bird watching). Berbagai jenis burung yang tergolong langka dan dilindungi undang–undang berumah di Moyo. Itu sebabnya pulau ini dianggap juga surga bagi pecinta burung. Dari 124 spesies burung yang terdapat di pulau Sumbawa, 86 jenis di antaranya ada di Moyo. Yang eksotik, Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea). Dan beragam jenis burung terlindung lainnya: Koakiau (Philemon buceroides), Beo Sumbawa (Gracula religiosa venerate), Punglor (Zoothera sp), Ayam Hutan (Gallus sp), Elang Bondol (Haliastur Indus), Burung Lasimon (Orialus Chinensis). Dijumpai juga di sana Kakatua Putih.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *