Oh..Ramadhan Akan Segera Pulang

Headline158 Dilihat
banner 468x60

CATATAN PENGHUJUNG RAMADHAN 1442 H

Oleh. Rashid Harman

banner 336x280

Dua hari lagi, bulan mulia, bulan ramadhan akan berakhir. Syawal menjelang. Tentu kita semua tak melewatkan bulan mulia itu begitu saja berlalu. Selain ibadah yang wajib, ada banyak ibadah sunah juga yang kita lakukan. Antara lain adalah taraweh dan tadarus. Pada sepuluh hari ke tiga pun kita masih ditawarkan untuk melakukan ibadah sunah i’tikaf. Tapi, ibadah i’tikaf ini sangat jarang kita lakukan karena alasan sibuk oleh kegiatan dunia. Termasuk saya pribadi, hampir setiap ramadhan, belum pernah melakukannya.

Ramadhan kali ini, di tahun 1442 H/2021 M, adalah ramadhan yang special. Kami, pengurus Masjid Jami Al Muwahiidin Kelurahan Pane – Kota Bima, mengemas acara taraweh itu dirangkaikan dengan ceramah atau kuliah tujuh menit (kultum) sebelum pelaksanaannya. Nara sumber atau yang mengisi ceramah adalah sebagian pengurus masjid yang dipilih. Termasuk saya.

Saya katakan ramadhan kali ini adalah ramadhan special, karena baru kali ini saya berdiri dan berbicara pada mimbar masjid, dihadapan jamaah. Memberikan ceramah atau kultum. Jamaahnya orang orang di kampung sendiri. Seharusnya tidak membuat grogi. Tapi penyakit Grogi itu tetap menyerang pada setiap orang yang tidak biasa tampil berbicara atau berpidato dihadapan orang banyak. Tapi untung sebelumnya saya sudah belajar teknik meredam kegrogian yang mengggerubuti badan itu. Tapi pada penampilan pertama tidak sepenuhnya berhasil. Tetap grogi. Sedangkan penampilan kedua, alhamdulillah, lancar!

Ada banyak thema yang disodorkan dan diplot oleh panitia ramadhan kepada para pengurus masjid yang dipercayakan untuk tampil pada kesempatan yang pertama. Untuk kesempatan yang kedua bebas memilih thema. Kesempatan pertama saya kebagian thema “Tata Cara Mendidik Anak Dalam Islam”. Sedangkan untuk kesempatan kedua, bebas memilih thema. Thema yang kedua yang saya bahas adalah, “Al Qur’an adalah Mukjijat Rasulullah Yang Masih Dilihat dan Dirasakan Ummat Manusia Hingga Akhir Zaman”.

Acara Ceramah atau kultum sebelum sholat sunat taraweh itu, mengingatkan saya kegiatan ramadhan di kampus saat saya masih menjadi mahasiswa. Kegiatan ramadhan yang diadakan jamaah Salahudin Universitas Gadjah Mada sangat antusias diikuti oleh para mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa UGM, yang dari kampus(Universitas) lain pun boleh ikut. Selain kegiatan dimalam hari, disiang hari juga diadakan kajian keagamaan, bedah buku dan pameran buku buku keagamaan.

Pada kesempatan penyampaian, saya menegaskan bahwa berdiri di mimbar masjid untuk menyampaikan ceramah atau kultum itu tidak harus menjadi juru dakwah atau da’i atau ustadz, tapi bisa juga adik adik mahasiswa atau mantan mahasiswa, birokrat atau mantan birokrat. Atau yang berkemampuan untuk itu. Seperti yang saya ceritakan di atas, bahwa kegiatan ramadhan di lingkungan kampus Gadjah Mada dulu, yang berceramah itu adalah para dosen dari berbagai fakultas. Mereka menyampaikan ceramah sesuai dengan bidang ke ilmuannya masing masing yang disesuaikan dengan perspektif Agama Islam.

                     ************

Ghirah(semangat) keagamaan pada masyarakat kita, khususnya di Bima, dalam menyambut bulan suci ramadhan, sangat terasa dan terlihat pada masyarakat yang berbondong bondong datang ke masjid dan mushollah untuk melakukan sholat sunat taraweh bejamaah.

Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bima, harusnya dapat memanfaatkan ghirah ummat dan momentum ramadhan itu sebagai kesempatan menginstruksikan kepada para pengurus masjid agar melakukan kegiatan ceramah singkat atau kultum sebelum pelaksanaan taraweh.

Memang, mengubah tradisi yang sudah mengakar dengan tradisi yang baru itu tidaklah gampang. Kadang rasa nyaman yang terganggu menimbulkan resisten pada masyarakat. Kebiasaan langsung melaksanakan taraweh ba’da sholat isya dan sholat sunat rawatib ba’diyah Isya adalah kebiasaan yang telah puluhan tahun dilakoni. Apabila waktu pelaksanaan tarawehnya dimundurkan sepuluh atau dua puluh menit, maka jamaah akan resah dan bahkan protes. Bahkan ekstremnya, hari berikutnya mereka pindah taraweh ke masjid atau mushollah yang tidak melaksanakan ceramah atau kultum. Dengan kata lain cari yang cepat selesai pelaksanaan tarawehnya.

Peran Dewan Masjid Indonesia Kota Bima, dan juga para pengurus masjid, dalam memberikan pemahaman tentang ibadah yang wajib dan sunat kepada masyarakat sangatlah diharapkan. Bagaimana formulasi dan kiatnya agar ghirah(semangat) ummat itu dapat dijaga tidak hanya pada bulan ramadhan, tapi juga disebelas bulan yang lain hingga ketemu lagi ramadhan berikutnya.

Subuh ini kulihat hilal hari ke duapuluh delapan masih mengorbit diufuk timur. Semoga catatan penghujung ramadhan ini bermanfaat dan menjadi masukan yang akan dipikirkan untuk ramadhan mendatang. Semoga!

Selamat Hari Lebaran Idhul Fitri 1442 H.Minal Aidhin walfaidzin.


Wallahu muwafiq illa akwamiq min thorriq. Wassalamualaikum warrahmatullhi wabarakatuh.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *