Owner NTB Solution Centre Dr. Aisyah Mohammed mengatakan bahwa kehadirannya di NTB untuk membantu masyarakat NTB tumbuh menjadi pengusaha,pebisnis yang mampu memanfaatkan potensi Sumber Daya Alammya yang ada di NTB ini. Dirinya ingin mengajak generasi NTB menjadi generasi yang maju dalam berkarya bukan generasi yang malas dan pemimpi sehingga menjadi lemah dan sakit.
Berawal dari rasa prihatin melihat MILENIAL dekat dengan miras narkoba dan penyakit sosial lainnya, sementara potensi alam daerah ini sangat hebat dan itu dikeruk oleh orang lain, petani petani mestinya bisa menjadi kaya tapi dibohongi oleh para tengkulak maupun para pengepul.
” Petani kopi kita miskin sementara kopi NTB ini terbaik di Indonesia, itulah yang membuat saya kembali ke NTB, saya prihatin dan itu sebabnya saya berkeinginan membantu anak2 muda kita menjadi pebisnis” ujar pakar Hukum yang bermukim di Singapura ini dan menjadi pengusaha di Dubai.
Keprihatinan Aishah sangat berdasar, karena kondisi Lingkungan yang sudah semakin buruk, jalan penuh sampah, laut kotor oleh sampah, gunung dan alam tandus.
Menurutnya jika lingkungan bersih dari sampah maka kampung jadi sehat, wisata alam, wisata budaya akan tercipta dengan sendirinya, UMKM tumbuh.
Soal sampah plastik, kopi dan pariwisata itu merupakan sistim yang terintegrasi yang akan dilakukan NTB Solution Centre ujarnya.
NSC ini merupakan grup perusaahan yang bergerak di bidang lingkungan, ekonomi, pariwisata.
Grup ini memiliki Chanel para investor yang tersebar di seluruh dunia.
Seperti saat ini NSC membawa Investor dibidang sampah plastik, pariwisata, dan Kopi.
Untuk Kopi NSC akan memberikan pelatihan kepada para barista muda dan petani kopi. Sehingga Kopi lokal Bima memiliki trade Mark tersendiri.
” Satu projeck besar pemuda atau UMKM Bima saat ini yakni apa yang perlu dihadirkan menyongsong event Motor GP, jangan sampai saat event itu ada tetapi Bima hanya berdiam diri,” ujarnya dihadapan para pelaku UMKM di ILLO Cake Kamis malam 4 Maret 2021.
Dan Aisyah berharap produk Jewawut yang dihasilkan oleh Milenial Bima bisa dalam berbagai model.tidak hanya tepung tapi juga bisa jadi beras.karena orang bule doyan makan beras Jewawut.
Ia berjanji akan menjadikan Jewawut produk Bima masuk dalam UMKM yang akan dipakai dalam event Motor GP Mandalika nanti.
Rangga Babuju selaku Dir Perusda Kota Bima mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sudah mulai memproduksi 80 jenis kerajinan rakyat dari berbagai UMKM lokal yang akan disebarkan di seluruh Alfa Mart yang berada di Kabupaten dan Kota Bima.
Sementara itu Pelaku UMKM Milenial Muhammad Salmin yang telah memproduksi teputng Jewawut ( bahasa Bimanya witi ) mengungkapkan bahwa kendala produksinya adalah Lahan yang masih sedikit dan petaninya yang masih kurang berminat menanam Jewawut.
Saat ini dirinya sudah mampu memproduksi tepung jewawut sebanyak 800 kg dalam 1 bulan.
Pemilik Hand Craft Retno Larimpu mengungkapkan kesiapannya untuk ambil bagian dalam event Motor GP Mandalika.
“kami siap, pengrajin tenunan Bima dalam kelompok yang saya bimbing sangat siap untuk event tersebut”.ujarnya.(admin)