Bima, Harianamanat.com,- Membicarakan tentang Pemilukada serentak yang akan digelar 9 desember 2020 mendatang menjadi sebuah energi yang memicu adrenalin kita ditengah wabah covid-19.
Semangat kesetia kawanan atas Kaum Perempuan Itulah yang terbaca dan tampak disaat puluhan ribu warga masyarakat menjemput Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE yang Bupati Bima dan Drs. HM. Dahlan yang Wakil Bupat Bima itu, yang juga calon dari Petahana, di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin, rabu 2 september 2020.
Penjemputan inipun menjadi istimewa karena ada semangat Perjuangan untuk Perempuan, Keterwakilan Perempuan, sebuah Perjuangan Kebatinan atas Kesabaran Perempuan dalam menghadapi benturan politik di era digitalisasi. Sosok IDP adalah sosok Perempuan yang di sematkan sebagai UMI…dalam sebutan Penokohannya.
Umi disambut tua muda, laki-laki, perempuan bergembira ibarat sebuah pesta, berdendang bergoyang mengiringi dentuman musik biola ketipung dengan syair berbahasa bima, “ cou waliku di ampa selain umi dinda ro haji dahlan, dou ma saba ro cua sakaka angi taho ra ako hingga ake, di ruu dou ro dana mbojo, “ ( siapa lagi yang diusung selain umi dinda dan haji dahlan…orangnya sabar, saling menghargai, bekerja sama untuk kebaikan hingga kini tanpa ada pertentangan, demi Bima dan seluruhnya ).
Dan hebatnya mereka yang kebanyakan Perempuan ini datang tanpa klaim dari arahan siapa, mereka datang dengan atas kesadaran dan keinginannya bermodalkan tumpangan kendaraan tetangga dan Rela meninggalkan kegiatan hanya untuk bergembira melihat Umi.
“ jangankan dikasih uang, sekedar melihat senyuman umi…apalagi disapa oleh umi…”trimakasih..kalembo ade…”…itu sudah membuat hati ini berbunga-bunga…semangat..hilang capek..hilang lapar dan haus…..”ungkap Hajrah ( 40 ) warga Rt 5 Desa Naru Woha.
Mereka membicarakan soal Pemilu Kada serentak, dengan berbagai gaya, ramalan, predisksi, filling. Dan memang seolah kewajiban mereka untuk berkomentar tentang kenapa dan siapa yang akan menang, dengan keyakinannya mereka berkata, “inilah suara hati nurani, hati kaum tua, hati kaum ibu untuk umi, itu tidak pakai bayar, itu suara asli tidak akan mampu di bayar oleh mawar merah, apalagi jadi ajang taruhan lotre judi,” ujar Sumiati Warga rt 7 ngali.
Dan yang membuat terpukau itu adalah pengendalian emosi puluhan ribuan masa disaat menemukan hal-hal negatif, provokatif ditengah pesta iring-iringan ” insiden asusila yang dipertontonkan pendukung lawan politik.”
Keadaan itu hanya dibalas dengan tarian oleh massa konvoi , sementara Sang Umi memandang hinaan dengan senyuman dan kesabarannya, tetap menyemangati masanya yang menyemut dengan lambaian tangan dan senyuman hasnya.
Pecinta Umi yang kebanyakan perempuan yang duduk diatas kendaraan open kap berposisi tepat dibelakang kendaraan umi berteriak, ”umi ai Laf yu ( bacaan suara mereka, red ) ….kita menang…IDP DAHLAN menang… umi Menang, ” dan mereka menyeka air matanya.
” Kita berdoa saja pada Allah….mohon kemenangan untuk umi …kasihan umi…begitu sabarnya…padahal dia bupati saat ini….coba lihat..umi tidak marah diperlakukan seperti itu tepat didepannya… tidak ada pemimpin yang dewasa dan matang dalam menyikapi fitnahan dan hinaan…hanya Perempuan yang memiliki ratusan ribu lapisan kesabaran…dan umi memiliki itu, ” ujar ponakan H. Mori Hanafi ini kepada harianamanat.com sembari menyeka air matanya, diatas kendaraan mobil Hilux, saat sedang konvoi.
IDP adalah sosok Perempuan, Umi yang sabar, lugas, elegan dalam bersikap. Sikap politiknya sangat anggun terbukti mampu menjembatani seluruh proses politik yang ada di Lembaga Legislatif. Tidak ada riak dalam hubungan politik anatara eksekutif dan legislatif dibawah kendalinya, dibandingkan dengan Kepala Daerah lain yang memiliki rekam jejak kapabilitas yang terukur.
Didalam tubuh birokirasi, IDP mampu mengelaborasi seluruh kepentingan dan kebijakan dengan sangat konsisten, tidak ada satupun keputusan yang telah di tandatanganinya menjadi sesuatu yang mubajir bahkan ditarik kembali.
Penokohan yang santun, sabar dan konsisten dalam bekerja, dan sangat berwibawa itulah yang membuatnya disemati sebagai Pemimpin Tangguh.
Tidak heran hal itulah yang menambah kecintaa warga masyarakat Bima kepada sosok UMI Dinda.
sekarang kita sudah hidup di abad modern, banyak kecanggihan komunikasi yang akan membuat rakyat semakin memahami bagaimana menentukan pilihan. Karena memilih itu ada berbagai kriteria, tidak hanya cukup dengan vis misi yang brilian, tetapi sikap ketokohan, kewibawaan, kearifan sosial yang melekat itupun akan menjadi pertentangan dan menjadi pilihan.
Ratni menjelaskan bahwa Perjuangan sosok Perempuan Umi dalam menghadapi Pemilu kada tidak bisa dianggap mudah, karena onak duri, fitnahan, cemo’ohan, bahkan niat baiknya membantu masyarakat yang meminta Panci, Wajan untuk keperluan hajatan warga masyarakat dimasing-masing Rt, dianggap tidak produktif, bahkan soal bersedekah untuk almarhum H. Ferry Zulkarnain mendiang suaminya pun mendapat kritikan.
Dan Umi sosok Pemimpin Perempuan Tangguh yang menjadi roll model kepemimpinan perempuan, dan menjadi symbol perjuangan Perempuan, seorang Ibu rumah tangga yang dizholimi. Keberhasilannya adalah ketika tampil dan konsisten dalam memperjuangkan hak perempuan dan anak, perempuan dan anak marjinal, perempuan dan anak cacat dalam sebuah Inovasi pelayanan untuk mendekatkan perempuan dan anak dengan pemerintah, untuk mendekatkan pelayanan akan perempuan dan anak dengan lingkungannya, membebaskan perempuan dan anak dari buta huruf, menjadikan perempuan terlibat dalam pembangunan dan dalam upayanya untuk mencapai perdamaian di desanya masing-masing sesuai dengan Misi Bima Ramah, dan semua itu sangat konsisten dijalankan Pemkab Bima melalui Program Si Mawar.
Dan Umi tidak diam dengan program Si Mawar saja, tetapi terus bekerja bagaimana Kesadaran akan pentingnya Generasi yang sehat dan berpendidikan melalui Program GEBRAK BIMANTIKA yang fokus dalam mengurus kesehatan Ibu dan anak agar tidak anemia, gizi buruk dan stunting, ujarnya.
Bagi Umi program ini memang bukan program mercusuar dan bernilai Politik, tetapi dirinya sangat konsisten untuk menjalankan program ini bisa berkelanjutan, karenanya program-program itu bukan hanya sekadar ide, tetapi bagaimana mengimplementasikannya, sehingga rakyat perempuan dan anak di desa bisa merasakan langsung, dan itulah yang acap kali umi sampaikan pada kami kaum perempuan desa, ujar Pengusaha Bawang Merah sekaligus Guru Ngaji para Remaja Masjid Al Manar Marwan Sarijo Ngali.
Perhatian umi atas nasib perempuan itulah yang membuat kami semakin cintai dan kagum kepadanya. Saat ini yang menjadi motto perjuangan kami relawan Perempuan adalah , “ yang perlu didekati itu, bukan teman seiring lagi, sebab teman seiring pasti dengan sendirinya sehati. Tetapi teman yang bukan sering itulah yang harus didekati,” itulah motto Umi dan menjadi Motto relawan ujarya. ( 045 )