Bima, Harianamanat.com,–
“kemanakah kau hendak mencari keindahan….
Dengan cara bagaimana pula dia dapat kau temukan…..
Dan bila saja kau mendengarkan keheningan malam…
Kau akan mendengar mereka bertutur kata dalam keheningan….
…keindahan itu…. perkasa….kuat, lagi pula dahsyat….
Laksana gempa yang mengguncang bumi pijakan kita…..” ( Kahlil Gibran )
Tak ada yang mampu mengalahkan kekuatan cinta. Karena cinta itu bermula dari hati.
Bukankah dalam hati itu ada ketulusan, dan itulah kekuatan yang dahsyat.
Cinta rakyat kepada pemimpin tentu disebabkan pemimpin yang cintai rakyatnya.
Sebesar apa cinta pemimpin kepada rakyat, tentu sebatas kemampuannya mengayomi rakyatnya, melayani rakyatnya, menyayangi rakyatnya, membela rakyatnya dan tidak zalim kepada rakyatnya.
Cinta Rakyat Kecamatan Sape kepada IDP-Dahlan nampak sangat saat menjemput kehadiran Pemimpin Bima Ramah ini. Mulai dari ujung barat Desa Sari kecamatan Sape puluhan ribu masyarakat sudah menyemut ditepi dan badan jalan.
Wanita-wanita berseragam kerudung kuning berdendang riang gembira. Dengan suka cita, mereka bernyanyi, menari, bergoyang mengikuti irama musik syair “ goyang dua jari “.
Pemandangan rakyat berkumpul berdiri memberikan ucapan salam dengan lambaian dua jari tangan terus diacungkan terlihat dari desa Sari hingga menuju desa Poja sape utara kecamatan Sape.
Seorang mahasiswa Nur Inaya Para Bintang ( 19 ) mahasiwa Jogja asal desa Kowo, mengaku bahwa kehadirannya untuk bersama masyarakat lainnya itu sebagai wujud kecintaannya kepada IDP-DAHLAN. “ saya kagum sama IDP. Beliau itu perempuan perkasa, dihujat lawan poltik, tetapi beliau membalasnya dengan senyuman. Tidak pernah kami mendengar beliau mencela lawan politiknya. Beliau benar-benar perempuan yang perkasa dan tenang, pemimpin seperti itu patut mendapat cinta dari kami rakyatnya. “
Manusia membutuhkan cinta dan kasih sayang dimanapun dia berada, apalagi dalam hubungan interaksi dengan sesame relasi atau pegawai, apalagi antara masyarakat dengan pemimpin.
Dan dizaman milenial ini, kekuatan cinta itu masih sangat dibutuhkan, karena ketika orang-orang mengumbar kebencian, baik langsung mamupun melalui media sosial, biasanya itu akibat kepribadian yang banyak mengalami kecemasan baik kepada orang lain maupun dalam diri sendiri.
Yanti dan Halimah ( 18 ), gadis asal desa Jia yang bercita-cita menjadi guide dan tengah mengikuti kursus bahasa inggris dan bahasa mandarin di mataram itu mengaku bahwa cintanya ke IDP berawal dari medsos. “ kami sering membaca komen-komen orang di fb tentang IDP, tetapi saat beberapa kali kami melihat langsung Bupati IDP. berkunjung ke desa atau menghadiri acara resepsi pernikahan, beda jauh dari yang kami baca di fb. Aslinya beliau ramah, suka memberi, contoh saat tetangga kami ada yang meninggal dan kebetulan mobil bupati IDP lewati rumah almarhum, beliau turun menyalami keluarga yang meninggal. Bupati IDP sumbangnya Rp. 2 juta. Mungkin bagi orang kota itu sedikit, tetapi bagi keluarga yang meninggal itu sangat luar biasa. Jangankan dikasih amplop beliau sudah hadir saja itu kebanggaan bagi rakyat jelata.”
Dan IDP-DAHLAN terharu menyaksikan dan mendapatkan sambutan yang luar biasa dari rakyatnya.
“ Kegiatan kunker dilakukan sebagai media untuk menjaring dan mendengarkan langsung aspirasi dan harapan warganya kepada pemerintah. Terutama terkait permasalahan yang ada dilingkungannya, maupun permasalahan penyelenggaraan pemerintahan dan kebutuhan pembangunan. Kehadiran pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan mengatasi kemiskinan, “ ujar Bupati IDP.
Bagi IDP-Dahlan terjun langsung menemui masyarakat adalah sebuah upaya untuk mengetahui kondisi real sebenarnya yang dibutuhkan masyarakat tanpa di kurangi dan dilebih-lebihkan. Karena itulah bahagian dari mencitai rakyatnya. “ trimakasih buat keluarga sape, tidak ada kata yang bisa kami ungkapkan atas sambutan cinta ini…kecuali trimakasih, “ ujarnya dengan suara terbata-bata dan degan air mata yang tertahan.
IDP-DAHLAN berhasil dan mampu memasuki relung hati rakyatnya. Suasana itu terpancar dari sape utara didesa Poja. para kades, kadus,dan RT di desa Poja. Menyalurkan aspirasinya dengan suasana komunikasi yang sangat akrab antara Bupati IDP dan para apaprat desa ini. Suasana riuh saat beberapa kadus dan beberapa RT menyampaikan harapan-harapannya untuk dusun dan RT nya masing-masing. “ umi…nonta pu mai waa ta bantuan. Kone ta mai mpoa… Mada doho di ma tundu ta…eda pu wau ra kambala monca ba mada doho tanda kai meci di ita ro aji dahlan…au walip wau ra raka hp tanda wati wau di hapu dei na ade….di raho ta Ruma Ta Allah….doho mbali sakali wali…”
IDP memang mempesona dan menjadi magnet bagi rakyatnya. Hadir ditengah-tengah masyarakat, memeluk, merangkul, duduk bersama, bercengkrama, menyerap aspirasi, mendengarkan keluhan dan keinginan masyarakat. Tanpa sekat dengan rakyatnya itulah kepercayaan rakyat pada IDP-DAHLAN.
IDP memang buka perempuan biasa, pantang menyerah dan rintangan itu dihadapi dengan kelembutan.
Pemimpin kamu adalah mereka yang kamu cintai dan merekapun mencintaimu, kamu menghormati mereka dan merekapun menghormati kamu.
Dan meneteskan darah suka rela serta suka cita…
terjaga difajar subuh dengan hati seringan awan..
kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dari sebuah nyanyian puji syukur di bibir senyuman…(Sri Miranti/ Adm )