harianamanat.com
Sumbawa,- Dr.H.Muhammad Syafrudin ST.MM menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) pembinaan Masyarakat Peduli Api (MPA) diwilayah Kabupaten Sumbawa.
Kegiatan Bimtek MPA merupakan upaya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam usaha Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan ( Dalkahutla).
Para peserta Bimtek merupakan anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) binaan Balai PPIKHL Jawa Bali Nusra.
” Pentingnya peningkatan kapasitas SDM bagi masyarakat sebagai modal utama mengembangkan alternatif income.
Saya selaku wakil rakyat akan terus berjuang untuk kesejahteraan masyarakat yang ada di dapil NTB 1 Pulau Sumbawa ” kata HMS panggilan akrab Dr.H.Muhammad Syafrudin,ST.M.M.
Menurutnya, bantuan tersebut,akan menjadi stimulus dan akan terus dikembangkan sesuai dinamika perkembangan wisata di Kabupaten Sumbawa.
” Saya berharap kepada peserta untuk terus merawat dan menjaga gunung dan Hutan dari ancaman kebakaran yang di lakukan oleh orang tidak bertanggung jawab.
Melalui peningkatan kapasitas SDM ini,
saya memberi semangat kepada peserta untuk merawat dan menjadikan Kabupaten Sumbawa ini sebagai tempat wisata pilihan utama wisatawan lokal, maupun manca negara.
dan terus memberikan pelayanan kepada pengunjung dengan sistim kelolah sesuai protab” tutur HMS.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara Haryo Pambudi menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasinya kepada Dr.H.Muhammad Syafrudin ST.MM sebagai anggota DPR RI Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa.
“HMS banyak memberikan bimbingan dan arahan serta mensuport Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan.
Alhamdulillah ini wujud dari komitmen beliau sebagai anggota Komisi IV DPR RI fraksi PAN Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa.
HMS mengawal langsung kegiatan peningkatan kapasitas SDM Dalkarhutla,yang difasilitasi oleh Balai PPIKHL Jabalnusra sebagai upaya kolaborasi dan integrasi program, ” tegasnya.
Haryo Pambudi menyampaikan, berdasarkan pemantauan beberapa tahun terakhir, NTB menjadi perhatian khusus mengingat tingginya angka kejadian karhutla.
Masalah ekonomi merupakan salah satu faktor pemicu karhutla, salah satunya pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan dengan cara membakar.
“Upaya peningkatan kapasitas MPA dan masyarakat berbasis usaha ekonomi bisa menjadi solusi permanen pengendalian karhutla, mengingat upaya dalkarhutla sangat ditentukan oleh kolaborasi multipihak termasuk dukungan legislatif dalam hal kebijakan.
Diharapkan MPA yang terbentuk mampu menjadi pionir untuk mengajak desa-desa yang lain untuk terlibat dalam Masyarakat Peduli Api.” terangnya.(jik)