harianamanat.com
Mataram,- Anak-anak Bima saat ini ingin punya prestasi sebagai Pemain Sepak Bola Profesional.
Anak-anak ini sadar bahwa berprestasi di sepak bola membuat mereka mendapat tempat di hati pemerintah bahkan mendapat rejeki melalui cabang olah raga itu.
Dan tidak berlebihan juga untuk menyebut sepak bola adalah panggung persaudaraan.
Di mana sepak bola sering menjadi panggung bagi mereka yang memiliki hubungan saudara, kakak-adik, anak-ayah.
Dan uniknya di Klub Bola Bima United ada pemain berstatus saudara kandung, pasangan Kembar.
Namanya Salim dan Hafid.
Kedua kembar ini bermain bersama sebagai Pemain Libero, berlari mengisi kekosongan, kemana kakinya dan feeling-nya melihat Bola.
Salim dan Hafid berusia 11 tahun.
Kelincahannya di dalam lapangan membuat penonton berdecak kagum.
Cara mereka mengambil bola di kaki lawan, gocekannya, arah tendangannya membuat riuh dan decak kagum penonton turnamen Bali United Cup 2023.
Sesekali tendagan keduanya menggetarkan mistar lawan.
Bahkan tendangan Hafid menjebol gawang dan menentukan Bima United lolos ke semi final.
Salim dan Hafid adalah kembar dari pasangan Syafrudin (38) dan Aminah (38) asal Sakuru.
Kedua Kembar ini Sekolah di SDN Negeri desa Belo.
Salim dan Hafid memilih untuk bersekolah Bola di Bima United.
Sejak umur 7 tahun Salim dan Hafid sudah suka bermain bola plastik di kampungnya.
Tubuh mungilnya tidak membuat mereka khawatir dan malu untuk bermain bola.
Mereka hanya terus bermain Bola.
Mereka Mengidolakan pemain Italia Gian Zola dan Pemain Dunia Lione Messi.
Setiap Selasa, Kamis dan Sabtu, usai sekolah mereka diantar ayahnya menuju Sekolah Bola Bima United di Kota Bima.
Jarak yang jauh antara Kota Bima dan Desa Sakuru tempat tinggalnya di Kabupaten Bima, tidak mematahkan semangatnya untuk mengikuti Latihan di Sekolah Bola.
Cita-citanya ingin menjadi Pemain Profesional.
Menurut Syafrudin (38), dia dan istrinya bangga dengan kedua putra kembarnya.
Walaupun masih kecil, tetapi sudah bisa mengarahkan cita-citaanya.
“Saya hanya ingin anak-anak saya bahagia, patuh kepada kami orang tuanya.
Untuk itu saya juga harus memahami cita-cita mereka.
Saya tinggalkan pekerjaan di kampung di Sakuru, temani mereka.
Alhamdulillah, mereka dapat medali,” ujarnya.
Ia menceritakan, jika setiap malam sebelum tidur, usai belajar mengaji.
Ia memberikan ke leluasaan kepada kedua putranya untuk bermain Hp.
Tapi hanya untuk menonton YouTube permainan AC Milan atau Tim Italia yang ada Gian Zola, dan Barcelona yang ada Lionel Messi.
Biar mereka belajar dan melihat bagaimana permainan kedua bintang sepak bola dunia itu.
Dan Salim dan Hafid, beserta teman-teman satu Klub Bima United U12 telah menorehkan sejarah untuk diri mereka sendiri, mendapatkan medali atas prestasi kerja mereka selama Kompetisi.
Sukses anak-anak Bima.(Sura)