harian amanat.com
Harga sembilan bahan pokok (Sembako ) di Kota Bima mengalami kenaikan.
Naiknya harga sembako disebabkan karena naiknya harga BBM dan tersendatnya pasokan komoditas pangan jenis Gandum, Sorgum bahkan Pupuk jenis MPK akibat perang Ukraina dan Rusia yang belum usai.
Sebut saja Mie Instansi, Telur Ayam, Gula Pasir,Tepung Tapioka, Tepung Terigu,Minyak Goreng juga Pupuk MPK.bahkan sayur mayur pun mengalami kenaikan.
Lonjakan harga sembako Telur Ayam semula Rp.45.000 per 1 Krat berisi 30 butir. sekarang sudah naik menjadi Rp. 65.000 hingga Rp.70.000, dan harga butirannya Rp.2.750 – Rp.3.000.
Hal yang sama terjadi pada mie instan.
semula harga mie berkisar Rp.77-000 hingga Rp.80.000 per dus, saat ini naik menjadi Rp.125.000 hingga Rp.130.000 per dus.
Satu dus mie instan berisi 40 bungkus.
Semula harga eceran mie instan goreng Rp.2.500 menjadi Rp.3.000 hingga Rp.3.500.
sedangkan mie rebus merek Indomie, semula Rp.2.000 naik menjadi Rp.2.500 hingga Rp.3.000.
Harga komoditas sembako lainnya yang mengalami kenaikan adalah harga daging sapi, semula satu kg daging sapi berkisar antara Rp. 125.000 hingga Rp130.000. sekarang menjadi Rp.150.000 hingga Rp.160.000 per kilogram.
harga ayam potong semula berkisar Rp.40.000 -Rp.45.000 saat naik menjadi Rp.55.000 hingga Rp. 65.000 per Kg.
Gula Pasir semula Rp.14.000 per Kg, saat mencapai Rp.18.000 per kg.
di Pasar Tradisional Ama Hami Kota Bima.
harga beras non premium Rp. 10.000. per kg. sedangkan Beras Premium Rp.11.000-Rp.11.500 per Kg.
Harga Cabai Merah Rp.30.000 per kg.
Tomat Rp.25.000
Bawang Merah Rp.30.000-Rp.40.000 per Kg.
Harga sayur mayur lainnya pun mengalami kenaikan seperti Kentang, wortel, kubis, Bayam, Kunyit dan Rempah -rempah lainnya pun mengalami kenaikan.
Sejumlah pedagang sayur mayur mengeluhkan kenaikan harga sembako, karena memicu turunnya minat pembeli.
Khadijah (60) pedagang asal Talabiu berjualan sayur mayur di Pasar Tradisional Ama Hami mengeluhkan turunnya minat pembeli beberapa minggu terakhir.
” Sepi nak, saat ini saya hanya kurangi jualannya, bayam satu ikat ini harga pokoknya Rp.1.500, saya jual Rp.2.000 nak, itupun sulit lakunya,” ujarnya kepada harianamanat.com Rabu 24 Agustus 2022.
Sedangkan Nur (40) asal kampung Nae, kesehariannya berjualan jajanan, Nur mengeluh ketika harga telur mengalami lonjakan yang signifikan.
Nur kesehariannya penjual jajanan tentengan keranjang di Pasar Ama Hami.
Nur mengaku pendapatannya sedikit berkurang sejak harga telur naik.
Saat ini dirinya tengah berpikir, bagaimana berinovasi membuat jajanan yang pemakaian telurnya sedikit, karena untuk menaikkan harga jajanan sangat tidak mungkin.
” Untuk menaikkan harga dagangan itu tidak mungkin, saya khawatir nanti tidak laku, jadi saya sementara kurangi produksi, biasanya sehari saya produksi 30 loyang, sekarang 10 loyang itupun sudah termasuk jajan pesanan,” ujarnya.
Ia mengaku pendapatan berkurang drastis.
Biasanya Nur membeli 3 hingga 5 krat telur ayam untuk berbagai macam jenis jajanan basah yang dijualnya. namun karena harga sembako, telur, gula, terigu dan bahan lainnya naik, dia pun mengurangi jumlah produksinya.
” sekarang saya hanya membuat sedikit, kecuali ada pesanan dari langganan,”ujarnya.
Di Pasar Ama Hami, kenaikan harga Bahan Pokok dan sayur mayur dikeluhkan pula oleh beberapa warga lainnya.
Rita (37) IRT yang juga ASN di Pemkot Bima ini mengeluhkan naiknya harga Sembako dan Sayur Mayur.
“Dulu bawa uang Rp 50 ribu sudah bisa bawa ikan dan sayur mayur lengkap seminggu, sekarang bawa Rp.200 ribu hanya dapat ikan dan cabe saja,”keluhnya.
Rita membeli 1kg Ikan jenis Kerapu dan Kakap Merah.
1 kg Kerapu juga Kakap berkisar Rp.65.000.
Sedangkan harga Bandeng Rp.10.000 hingga Rp.15.000 per ekor.
Harga satu baskom Kobokan Garam halus berkisar Rp.5.000 hingga Rp.7.000.(Ranti)