RENUNGAN ISRA’ MI’RAJ
Isra’ Mi’raj, dua kata yang selalu berdampingan seperti kata kata makan minum, panas dingin, susah senang, dll dll.
Kata isra’ Mi’raj selalu kita ingat apabila datang bulan Rajab, bulan ketujuh(7) dalam kalender Hijriyah, yang merupakan salah satu bulan haram, dari tiga lainnya, Dzulqaidah, Dzulhijah dan Muharram. Maksud dari bulan haram itu adalah bulan dimana umat muslim diharamkan untuk berbuat perbuatan yg berimbas seperti menganiaya diri sendiri atau berbuat dosa.
Isra yang akar katanya ‘saro’ yang berarti perjalanan dimalam hari. Yaitu perjalanan horisontal dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsa( Palestine). Yang jaraknya ± 1239 km.(google).
Sedangkan Mi’raj adalah bermakna naik atau perjalanan naik.
Dalam Al Quranul Karim, kata Isra’ itu tidak berdampingan denga kata Mi’raj. Dalam surat Al Isra’, pada ayat pertamanya, Bunyi Firman Allah itu hanya menerangkan perjalanan yg dilakukan pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso.
Tidak ada informasi Firman Allah itu yg secara tekstual menceritakan perisriwa Mi’raj. Informasi yang minim hanya ada di surah An Najam ayat 13 – 18 yang menginfokan bahwa Rasulullah ada di Sidratulmunthaha. Dan di Sidratulmunthaha itulah Rasulullah melihat Jibril Allaihissalam dalam wujud aslinya.
Sumber iformasi yg banyak mengenai mi’raj itu adalah dari cerita dan uraian Rasulullah(hadist). Bahkan dalam hadist itu juga diutarakan testimony bahwa perjalanan isra’ pada malam adalah secara johir atau jasmaniah. Sesuai kontekstual ayat pertama surat Al Isra’, memperjalankan hambanya. Rasulullah menyaksikan sepanjang perjalanan tentang keadaan sekitarnya dan dibenarkan oleh kabilah yang juga tengah berjalan melintasi gurun pada malam yang sama, malam 27 Rajab (diyakini oleh para ulama) pada tahun ke sepuluh(10) kenabian (620/621 Masehi). Isra’ Mi’raj ini adalah “penghibur” duka yg diberikan oleh Allah kepada Rasulullah pasca meninggalnya isteri tercinta Ummul mukminin Khadijah Al Qubro binti Khuwailid radiallaha anhuma dan pamanda Abu Thalib, sang pelindung dan penjamin beliau dalam mengemban amanat dan berdakwah menyebarkan risalah Islam. Selain itu, yaitu mengukuhkan serta meyakinkan hati beliau dalam menyampaikan risalah setelah orang orang tercinta yang mendukung perjuangan beliau tidak lagi bersama.
Pada peristiwa isra’ Mi’raj ini juga diterimanya perintah tata cara dan bilangan(waktu) sholat yang lima(5), seperti yang ummat islam kerjakan sekarang. Perintah sholat yang lima(5) waktu itu pun didapat setelah melewati “negosiasi” karena advice Nabi Musa Allahisalam.
Isra’ Mi’raj, adalah perjalanan semalaman, yang berlangsung kurang dari 12 jam. Mungkin hanya 10 jam. Karena waktu awal perjalanan itu tidak diketahui. Apakah ba’da magrib atau ba’da isya. Bila asumsi ba’da isya dan Rasulullah kembali sebelum waktu subuh, maka dapat ditarik asumsi bahwa perjalanan itu kurang lebih 10 jam.
Perjalanan semalaman, dengan waktu tempuh 10 jam, adalah perjalanan kemukjijatan yang kita imani. Tapi saya mencoba mengelaborasi dan mengomparasikan dari informasi Al Quran. Maka tulisan ini saya coba hadirkan.
Dari sumber hadist, bahwa sebelum melakukan mi’raj, Rasulullah bertemu dengan seluruh arwah para nabi dan rasul serta melakukan sholat berjamaah di Masjidil Aqso bersama seluruh para nabi dan rasul. Beliau menjadi imam. Pada informasi hadist ini dapat dikatakan bahwa Rasulullah telah memasuki dimensi yang lain yaitu dimensi arwah. Salah satu hadist menginfokan bahwa jumlah nabi dan rasul itu lebih dari 124′ 000 orang yang diantaranya menjadi rasul sebanyak 315 orang. Apakah kapasitas Masjidil Aqso saat itu sebanyak itu?
Perjalanan semalaman yang waktu tempuh kurang lebih 10 jam itu melewati jarak yang tidak terdefinisikan oleh angka numerik. Jauhnya sidratulmuntaha itu skala perhitungannya adalah perjalalanan cahaya. Jarak dari bumi(masjidil Aqso) mungkin triliunan tahun perjalanan cahaya atau mungkin lebih jauh lagi. Wallahualam.
Dalam fisika modern, teori relativitas Albert Einstein, bahwa kecepatan cahaya itu diangka numerikkan sebesar 300 juta meter per detik (3 X 10⁸ m/detik) atau untuk dapat membayangkan, yaitu 300 000 km/detik. Dalam teori relativitas tersebut bahwa sesuatu benda yang bergerak mendekati cahaya akan berubah bentuk(massa jenis)nya. Perubahan itu terjadi karena faktor hambatan(gesekan) dari medium bergeraknya. Bisa udara atau eter atau unsur yang lainnya. Kalau mengacu pada teory ini, maka Rasulullah telah mengalami transformasi jasmaniahnya atau dzohir atau badan kasarnya sehingga mampu melakukan pergerakan yang melebihi kecepatan cahaya melewati tujuh(7) lapis langit didampingi jibril hingga ke Sidratulmunthaha yang begitu jauhnya. Anda bisa membayangkan cahaya yg bergerak dg kecepatan 300’000 km/detik bergerak mengarungi jarak selama triliyunan tahun baru sampai pada tujuannya. Tapi jarak sejauh itu hanya semalam dijalani Rasulullah bersama jibril dalam ukuran waktu dunia. Tidakkah waktu dunia saat itu terhenti? Wallahualam.
Kejadian Isra’ Mi’raj ini yang hanya dalam semalam itu terjadi relatifitas waktu yang luar biasa di waktu dunia. Asumsi ini saya komparasikan kejadian relatifitas waktu yang terjadi dalam goa Ashabul Kahfi dan diluar goa. Tujuh pemuda dan ditemani seekor anjing itu merasan hanya tidur semalaman saja. Sedangkan waktu diluar goa telah melewati bilangan 300an tahun.
Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj ini terjadi juga lompatan waktu yang mungkin bilangannya mencapai ratusan tahun. Dan waktu dunia terhenti pada malam itu. Kata “Yang telah Kami berkahi sekelilingnya” pada saat terjadi perjalanan itu sepertinya memiliki arti yang luas. Dan mungkin saja berkah itu adalah lompatan waktu itu.
Rasulullah merasakan perjalanan yang ditempuhnya begitu lama sehingga dapat menyaksikan semua sehingga banyak hadist yang lahir dari kisah perjalanan semalaman itu. Selain menerima perintah sholat, beliau juga berkesempatan “mengunjungi” surga dan neraka. Bahkan saat itu pun Rasulullah telah melompat pada waktu yang akan datang saat mengunjungi surga dan neraka. Beliau melihat dan menyaksikan penghuni neraka yang disiksa dan juga menceritakan nikmatnya surga. Padahal dalam riwayat(hadist) yang lain bahwa surga dan neraka belum dibuka. Semua manusia yang meninggal masih “ditampung” di alam barzakh.
Demikian pengembaraan pikiran saya dalam merenungi peristiwa suci yang penuh dengan kemukjijatan sebagai penghibur Rasulullah dalam kedukaannya kehilangan orang orang yg jadi penguat hati dan semangatnya dalam menyampaikan risalah Islam.
Meskipun banyak ulama mengatakan bahwa perayaan isra’ mi’raj itu bi’dah tapi saya meyakini bahwa banyak manfaat dan ilmu pengetahuan dari peristiwa perjalanan semalaman ini yang dapat kita gali.
Selamat Memperingati Isra’ Mi’raj 27 Rajab 1443 H.
Penghujung Februari 2022.
Rashid Harman