Harian amanat, Mataram.
Pemerintah Provinsi NTB terus mendorong seluruh wilayah se NTB untuk menjadi Kabupaten/Kota Layak Anak.
Karena itu Pemprov NTB tetap berkomitmen untuk mengawal upaya perlindungan anak dan perempuan dari segala permasalahan sosial kemasyarakatan yang dialaminya termasuk pemberdayaan anak dan perempuan yang orangtuanya meninggal khususnya akibat Covid-19.
“Demikian juga UPTD Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB yang sudah terbentuk di Kabupaten/Kota se NTB untuk terus mengawal, melakukan pendampingan dan melaksanakan tupoksi dengan sebaik-baiknya. Bagi Kabupaten/kota di NTB yang belum terbentuk UPTD ini kita dorong agar segera dibentuk,” harap Ummi Rohmi sapaan Wagub NTB, pada kegiatan Pemberian Kebutuhan Spesifik Anak dan Perempuan Kepala Rumah Tangga yang ditinggalkan salah satu dari kedua orangtuanya akibat Covid-19, Rabu (3/11/2021) di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur.
Dalam arahannya dihadapan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Gusti Ayu Bintang Puspayoga, Wagub juga mengingatkan akan pentingnya sinergitas, kolaborasi dan kemitraan dengan institusi, lembaga lainnya seperti TNI-POLRI, Forum Zakat, BAZNASDA dan lainnya untuk melakukan kerja-kerja perlindungan dan pemberdayaan anak dan perempuan di NTB.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menilai, upaya pemenuhan hak atas anak dan perempuan di NTB selama ini sudah berjalan cukup baik.
Ini tak terlepas dari komitmen Pemprov NTB dan seluruh Kabupaten/Kota se NTB yang memiliki kepedulian terhadap masa depan anak dan pemberdayaan perempuan sebagai Kepala Keluarga.
“Sinergitas semua pihak memang diperlukan dalam penanganan anak dan pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) sebagai dampak Covid-19. Kita berharap dengan perhatian bersama terhadap anak-anak penerus bangsa akan lahir generasi-generasi sukses masa depan. 29 ribu anak di Indonesia dan 153 anak di NTB yang ditinggal oleh salah satu kedua orang tuanya karena Covid-19 bisa terus diberikan pendampingan agar anak-anak kita tidak terlantar,” kata perempuan asal Pulau Dewata Bali ini.
Sebelumnya Kepala DP3AP2KB NTB Ir. Hj. Husnanidiaty Nurdin melaporkan, hingga Oktober 2021 di NTB tercatat sebanyak 153 anak Yatim ataupun Piatu yang ditinggal salah satu orangtuanya akibat Covid-19. Terdiri dari 88 laki-laki dan 65 perempuan
Ditambahkan, Pemprov NTB tidak tinggal diam menghadapi persoalan anak dan PEKKA akibat Covid-19. Perempuan dan anak ini terus mendapatkan perhatian dengan telah terbentuknya 6 UPTD DP3AP2KB Kabupaten/Kota untuk menangani persoalan yang dihadapi anak dan perempuan di NTB.
“Kita mendorong Kabupaten/Kota yang belum terbentuk agar segera mengikuti Kabupaten/Kota lainnya yang sudah terbentuk.
Dalam kunkernya ke NTB, Menteri didampingi Pejabat Tinggi Pratama Kemeterian dan Kepala FP3AP2KB NTB mengunjungi keluarga Asnawati dan anaknya Diana warga Babakan Utara. Kota Mataram yang ayahnya meninggal karena Covid-19. Kesempatan itu dimanfaatkan Menteri B intang dengan memberikan bantuan kebutuhan pendidikan dan pemberdayaan PEKKA kepada istri Almarhum Bahrain.(admin/Jik)