Tasrif Tua Sebatang Kara

Bima,harianamanat.com,- Sudah beberapa tahun terakhir ini Tasrif (51) hidup sebatang kara. Sejak istrinya wafat 4 tahun lalu Tasrif tinggal sendiri dirumah gubuk Salaja miliknya di tengah persawahan. Di dusun benteng, desa tolowata, Kecamatan Ambalawi.

Suatu hari, usai bercocok tanam di lahan milik keluarga istrinya, Tasrif pulang kerumah.
Saat hendak menanak nasi, perutnya terasa sakit berhenti, timbul lagi sakitnya berhenti lagi.
Dan sejak saat itulah dirinya mulai merasakan nyeri diperutnya.
Ia berpikir hanya sakit biasa. Tetapi lama-lama sakitnya membuat dirinya resah, sehingga tidak lagi bisa bercocok tanam. Akibat tidak mampu menahan rasa sakit.
Untuk memberitahukan sanak keluarga mendiang istrinya, terasa sungkan.

Tasrif tidak memiliki anak, sehingga sejak istrinya wafat dia hanya sebatang kara. Keterbatasan ekonomi membuatnya tetap bertahan tinggal di Salaja yang dibangunnya diatas tanah seluas tiga meter.di pematang sawah milik keluarga istrinya. rumah tersebut merupakan hasil jerih payah dengan mendiang istrinya.

Sejak perutnya mulai membesar, dirinya berobat ke puskesmas dan juga obat tradisional.
Untuk membiayai pengobatannya, terpaksa tasrif menjual rumah kenangannya bersama sang istri kepada pemilik lahan yakni keluarga istrinya.
Sejak saat itu dia tinggal berpindah-pindah dijomoabatau sarangge milik warga di sekitar dusun benteng.

Suatu hari dari hasil penjualan rumahnya, ia datang berobat ke dokter di Kota Bima.
Saat mendengar dirinya mengidap penyakit berat.
Dirinya berusaha untuk sembuh, dan sempat di rawat di RSUD Bima.

Selama dua pekan di rumah sakit tidak ada perubahan, dan harus di bawa ke Bali.
Ia memutuskan untuk keluar dari rumah sakit.
Karena sisa keuangan dari hasil menjual rumah mulai menipis.

Beruntung kepala dusun benteng Subhan berbaik hati,mengajaknya tinggal dirumahnya dan bersedia merawatnya dengan mengantarkan dirinya untuk berobat.

Hanya saja untuk berobat lanjut, pihaknya belum memiliki biaya.

Subhan kepala dusun benteng memberinya tampungan dan merawatnya dengan baik.

“Sekiranya saya ada rejeki. Saya ingin membawa pak tasrif ke Bali untuk berobat lanjut, agar tasrif bisa berjalan seperti sediakala, sudah satu tahun terakhir, tasrif sudah tidak bisa berjalan, perutnya membesar, sedangkan badannya semakin kurus,” ujar Kadus ini sembari mengusap air matanya.

Tasrif warga RT 006/07 dusun benteng desa tolowata Kecamatan Ambalawi ini, tetap berdoa semoga dirinya bisa sembuh.

” Semoga Allah beri saya kesempatan untuk sembuh,” ujar Tasrif menghiba.

Dirinya tidak berani berhayal untuk berobat lanjut.

” Saya hanya pasrah pada Allah, syukur jika ada rejeki untuk bisa berobat lanjut, saat ini saya hanya berdoa pada Allah, karena hanya Allah yang memiliki mukjizat kesembuhan untuk saya,” ujar Tasrif dengan mata menerawang.

Kiranya Pembaca yang Budiman bersedia mendermakan sedikit rejekinya untuk keluarga kita Tasrif warga dusun Benteng desa tolowata kecamatan Ambalawi ini.

Harian amanat.com membuka open donasi untuk Tasrif. Hubungi WA/Hp Sri : 085 339 100 069 atau Yulius: 085 339 239 797.

Sumbangan bisa di kirim ke Rekening : BSI 7126405566. Sekiranya yang mulia donatur berkenan, untuk mengirim print out pengiriman. untuk kami muat melalui media ini.Jazakumullah khoiran katsyiran. (admin)