Pendapat Para Tokoh Untuk Aba Uma dan TGH.Ramli Ahmad

Bima Raya,Harianamanat.com,- Lantunan ayat-ayat kitab suci al quran terdengar merdu dan syahdu. jingga matahari sore itu membentuk sayatan pada pipi tirus milik hj. Hadijah istri mendiang almarhum H.Umar H.Abu Bakar Husain.
Diam termangu. Santri dan santriwati Pondok Al Husainy lalu lalang, berjalan dari satu ruang ke lain ruang, seakan-akan meninggalkan jejak kemudian membuat jejak yang baru.
Magrib pun tiba, tak ada yang tersisa dari waktu selain kenangan atas apa yang diperbuat, yang terus menerus dicatat dan cermati.

Pondok Pesantren Al Husainy sebuah lukisan akan ide,coretan, pahatan, gagasan Aba Uma dan TGH.Ramli Ahmad.

Husain adalah nama Kakek dari Aba Uma dan TGH. Ramli.
Waktulah yang meng ekalkan identitas Al Husainy dari satu yang menjadi bingkai dari lukisan bergerak itu.
semoga terus berjalan, berkembang maju untuk generasi qur ani.

Aba Uma, TGH Ramli Ahmad sudah menggagas, menghidupkan, memotivasi, menumbuhkembangkan, agar generasi Bima berlaku dalam akal dan budinya sesuai dengan apa yang tertulis dalam al quran.

Dan hari ini tujuh hari sudah keduanya wafat. Harianamanat.com menulis apa “PENDAPAT PARA TOKOH” akan sosok Aba Uma dan TGH. Ramli Ahmad.

BUPATI BIMA Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE :

Aba adalah seorang yang enak diajak diskusi, beliau sangat akrab. Dengan kami sekeluarga. Almarhum Ruma Ferry sangat menghormatinya, sering Ruma Ferry curhat dan meminta pendapat Aba Uma dalam soal urusan pemerintahan, baik saat ruma ferry menjadi anggota DPRD maupun saat menjadi Bupati.

Dalam pandangan saya pribadi, Aba Uma merupakan seorang tokoh yang sampai akhir hayatnya selalu dekat dengan siapapun. Mampu menempatkan setiap orang pada posisinya, sehingga beliau piawai dalam berkomunikasi dengan siapapun.

Aba selalu menjadi orang tua bagi siapapun yang memintai pandangannya akan masalah sosial, ekonomi maupun politik.

Aba orang yang Sederhana, Mencintai keluarga ,Selalu memberi masukan positif bagi siapapun.

“ BIMA KEHILANGAN SEORANG BAPAK”.

Dan, dengan berpulangnya TGH. Ramli Ahmad.
Bima kehilangan seorang ulama, TGH Ramli sangat konsisten menyerukan seruan agar rumah-rumah dikumandangkan dengan lantunan al quran. dan itu hingga ke pelosok-pelosok desa. Bukan di Bima saja bahkan Dompu juga mengambil program Rumah Qurani.
Semangat untuk ber dakwah tidak pernah padam. Beliau menjadi Guru bagi semuanya.

Sering saya mendengarkan Ceramah dan Tausiyahnya.
tiada sedkitpun menyinggung soal politik, walaupun saat daerah tengah berada dalam tahun politik.

Ceramahnya enak, bahasanya gampang dimengerti, bahkan diselingi dengan lelucon.

TGH sangat Mencintai keluarga, kemanapun beliau pergi, selalu ditemani umi Fadlun.

“Bima kehilangan sosok ulama yang sederhana dan bersahaja”.

WALI KOTA BIMA HM.Lutfi, SE :

Aba Uma adalah salah satu putra terbaik yang dimiliki daerah ini. Beliau adalah sosok orang tua panutan. Tiada lelah menasehati, tiada lelah berpikir untuk kebaikan Bima.
Siapapun yang meminta pendapatnya, selalu ada solusi untuk setiap persoalan.

Beliau adalah Pahlawan untuk pembentukan Kota Bima, Jasanya perlu mendapatkan penghargaan.

“saya tidak bisa disini, jika bukan karena ide, jasa perjuangan beliau atas kota ini, semoga Allah memberi saya kesempatan untuk mengukir jasa beliau. “

Kota Bima ini adalah lukisan cerita Nur Latif dan Aba Uma. kami hanya memberi warna.

Dan, bagi saya TGH. Ramli Ahmad adalah sosok ulama yang doa dan ikhtiarnya fokus untuk pengembangan umat. Itu terpancar saat diskusi bagaimana STIQ ( sekolah tinggi ilmu al quran ) digagas. Bagaimana antusias TGH saat Embarkasi Haji NTB diresmikan.
Kejadian itu saat saya jadi anggota Komisi VIII DPR RI.

Yang menarik adalah, TGH selalu cerita ke saya tentang ide-idenya untuk umat. Seperti saran beliau untuk membangun masjid di halaman belakang kantor walikota, dengan memberi namanya Masjid Nur Latif.

Kemudian memberi saran agar memakmurkan seluruh rumah ibadah, masjid dan mushola yang ada di kota Bima.
Menyarankan agar memberi bantuan untuk para marbot, bilal, TPQ, masjid dan mushola diperindah , bahkan memberdayakan baznas.

Semua itu tiada luput dari saran TGH untuk kebaikan Ulama.

“teruslah bergandengan tangan dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, insyaa allah akan diselamatkan dari berbagai macam fitnah,”

TGH adalah orang yang sangat bersahaja sederhana, tawadhu, tidak pernah sakit hati terhadap siapapun. dan ketika memberikan ceramah tidak pernah menyinggung siapapun, Tidak pernah berbicara soal politik hanya murni soal Bagaimana aqidah perjuangan Quran.

benar-benar hanya soal syariat dan tauhid saja yang beliau kedepankan.

Bagi istri saya umi ellya, TGH adalah gurunya.
umi ellya menangis saat mendengar beliau wafat, ellya tengah isoman saat TGH wafat, ellya nangis terus, telepon ke umi Fadlun terus, maklum jika Ellya mau kerjakan apa saja, mau kemana saja, pasti minta di doakan TGH Ramil.

“dua tokoh panutan wafat, Bima betul-betul berduka, tak ada lagi tokoh yang bisa mengayomi.”

Drs. H USMAN AK ( Sekda Kota Bima 2002-2005. Wakil Bupati Bima 2005-2010 ) :

Saya sempat sock begitu mendengar berita duka itu, aba dan tuan guru adalah sosok yang paling dekat dengan saya, sosok yang paling baik dan bijak, saya bersahabat dengan beliau berdua sejak tahun 1994.
pada saat saya menjadi Kepala Dinas PDK, sejak itu tidak pernah pisah sampai almarhum aba dan tuan guru dipanggil Allah subhana huwataala.

Apalagi sejak terbentuknya kota bima. keakraban kami semakin kuat, Aba wakil walikota dan saya sekda, tuan guru kabag kesra.

kemudian tahun 2005, aba mendorong saya untuk maju sebagai wakil bupati berpasangan dengan almarhum Dae Ferry, alhamdulillah semuanya berjalan sukses.

Aba adalah sosok yang serius ingin menjadikan masyarakat kota dan kabupaten bima yang maju dan religius, selalu disampaikan pada setiap momen dan kesempatan, demikian juga dengan tuan guru, tidak pernah berhenti untuk mengarahkan masyarakat menjadi masyarakat yang qurani.

Setelah melewati jabatan-jabatan dipemerintahhan dan setelah pensiun, masih ada jabatan sosial kemasyarakatan, antara lain kami pengurus Yayasan Masjid Agung al-Muwahidin bima, sebagai dewan pembina sejak 2007 sampai sekarang.

sementara Badan Wakaf Indonesia perwakilan kota bima sejak tahun 2014, saya sebagai ketua dan tuan guru h.ramli ahmad sebagai wakil ketua.

Jadi kesibukan-kesibukan seperti ini yang membuat kami semakin akrab pada setiap saat. sosok almarhum aba dan tuan guru tidak pernah luput dari kehidupan saya.

Aba dan tuan guru adalah tokoh hebat yang dimiliki daerah ini. semoga husnul khotimah, aamiin yaa rabbal alamin.

DRS. Ramli Hakim, M.Si ( Mantan Kepala Inspektorat Kota Bima ) :

Aba Uma adalah sosok sederhana dan bijak tetapi komitmen dengan prinsip “nggahi rawi pahu”.
ketika sama-sama di Pemerintahan Kota Bima, selaku wakil Walikota Bima beliau sangat bijak, arif dan senantiasa komitmen dalam melaksanakan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Banyak ide dan pikiran cerdas yang dilahirkan pada saat itu, seperti penyediaan sarana pendidikan, kesehatan dan pengembangan ekonomi kerakyatan.

perpaduan yang sangat Hebat, Nur Latif dan Aba Uma, didukung birokrasi yang kuat dan handal, H.Usman Ak selaku Skeda. Karena posisi Sekda adalah ujung tombak perjalanan seluruh kebijakan pemerintahan.
Kami memberi julukan “Tri Sula Kota Bima.”

Aba banyak memberi warna akan kokohnya fondasi terbentuknya kota bima, visi misi Nur Latif dan Aba adalah bagaimana Pancangan Pondasi Kota ini kuat, sehingga siapapun yang memimpin kelak, tinggal memolesnya saja.

Sementara itu TGH Ramli Ahmad adalah tokoh pertautan antara seorang ulama dan Umaroh.

Seluruh karir dan hidupnya diwakafkan untuk pembinaan agama dan ummat. Salah satu ide besar yang diinisiasi dan dirintis oleh beliau adalah Pencanangan Gerakan Membumikan Al Quran di Kota Bima.

Salah satu terobosan yang dilakukan adalah kegiatan “HAFLAH AL QURAN” di Kota Bima dengan mendatangkan Qori dan Qoriah Internasional dan Nasional setiap tahunnya.
Hasilnya dalam rentang waktu yang tidak lama, kegiatan tersebut merambah pemerintahan disekitarnya untuk mengagendakan hal yang sama.

Dan hasilnya telah melahirkan dan mencetak banyak qori dan qoriah yang mampu bersaing di kancah Nasional bahkan Internasional.

Disisi lain pribadi beliau adalah sosok yang patut diteladani. Sederhana, tawadhu dan juga kharismatik.

Tausiah yang diselingi canda ringan dalam setiap kesempatan berdakwah dan berinteraksi dengan masyarakat sangat kental dengan sikap kesederhanaannya.

Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah, SWT. Aamiin.(Sri Miranti)