Mataram. Harian amanat.com, – Pada era globalisasi seperti saat ini kita semua tahu bahwa wanita Indonesia merupakan mitra yang sejajar dengan kaum pria. Perempuan memiliki peran besar dalam pembangunan nasional dan kesejahteraan keluarga.
Dengan terciptanya kesempatan perempuan memegang peranan sebagai kepemimpinan dapat membawa dampak yang positif. Kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dalam bekerja.
Wakil Gubernur NTB Dr. Sitti Rohmi Djalilah salah satu perempuan NTB yang hampir 10 tahun bekerja di dunia pertambangan. Hal tersebut kemudian turut memperkuat keyakinannya, bahwa perempuan dan laki-laki dapat bekerjasama dalam bingkai kesetaraan.
Wagub mengaku, dukungan keluarga adalah hal yang utama dalam Ia berkarir. Setiap keberhasilan yang dicapai selama ini tak lepas dari dukungan keluarga.
“Bagi saya keluarga adalah support luar biasa dalam karir saya, kalau tidak ada mereka saya tidak mungkin berada di kondisi sekarang. Keluarga segala-galanya, luar biasa sangat mendukung bahkan menjadi teman diskusi yang sangat produktif untuk saya,” jelasnya.
Hal tersebut disampaikan Wagub saat menjadi pembicara dalam Webinar Women in Engineering (WIE) Institute of Electrinical and Electronic Engineers (IEEE) Indonesia. Dengan tema “Woman in Leadership” webinar ini dilakukan secara daring di Ruang Kerjanya, Senin, 22 Juni 2020.
Wagub yang kerap disapa Umi Rohmi tersebut menjawab pertanyaan dari moderator terkait strategi pemimpin perempuan dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Ia mengatakan untuk menangani penyebaran Covid-19 ini adalah dengan mengubah pola pikir masyarakat dan menumbuhkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di era kenormalan baru.
“Menyediakan sarana prasarana bisa kita lakukan dengan baik, tapi untuk membuat masyarakat disiplin dengan menerapkan protokol Covid-19 ini tidak mudah dan untuk mewujudkannya butuh konsistensi,” jelasnya.
Umi Rohmi sangat mengapresiasi webinar tersebut karena mendapat banyak masukan dan meningkatkan optimisme bahwa perempuan tidak boleh dibeda-bedakan dengan laki-laki. Menurutnya, kekhasan pemimpin perempuan adalah lebih detail, teliti, disiplin, dan konsisten. Tak lupa, perempuan rata-rata memiliki kemampuan multi tasking.
“Itu juga yang saya rasakan di pekerjaan saya dulu, perempuan sudah terbiasa di rumah memiliki tanggungjawab dasar yang harus diselesaikan. Melatih, meng-handle dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang baik juga,” tutur Umi Rohmi.
Terakhir, Umi Rohmi sejak kecil telah dididik untuk pandai bersyukur dan selalu positif thinking. Dua hal itu menjadi bekalnya hingga saat ini. Mengingat sabda Nabi Muhammad SAW, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.
“Jadi kita tidak melihat pekerjaan itu dari titlenya atau menjadi apa kita, tetapi seberapa besar sih kontribusi yang bisa kita lakukan dalam posisi itu,” katanya.
Bersamaan dengan itu, Agustina Erni selaku Deputi Kesetaraan Gender dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengatakan meskipun kualitas perempuan dan laki-laki sejalan, namun di Indonesia kepemimpinan perempuan terbilang masih kurang.
“Jika dilihat dari Indeks Pembangunan Gender (IPG), perempuan dalam mengambil keputusan masih rendah. Ini yang menjadi tugas bagi kita karena kualitas perempuan bervariasi,” jelasnya.
Agustina mengaku senang dengan Webinar ini, karena dihadiri oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Ia berharap dalam seminar tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan perempuan dalam dunia teknologi seperti berjualan online, dan manajemen keuangan ketika masa pandemi Covid-19 ini.
“Kita mengajak perempuan di Indonesia agar dapat memberdayakan UMKM,” tuturnya.
Senada dengan itu, Wisnu jatmiko selaku Ketua IEEE Indonesian Election mengaku takjub dan luar biasa dengan perempuan yang menjadi lokomotif di Indonesia. “Acaranya luar biasa karena dengan kebersamaan kita bisa banyak menggali ilmu yang luar biasa,” jelasnya. (Humas NTB)