PSBK dan Market Place sederhana di Kota Bima

Dr. Firmansyah.

Kota Bima akan menerapkam SPBK (Pembatasan Sosial Berskala Kecamatan). Konsekuensi akan ada bberapa pembatasan aktifitas tertentu. Tanpa, PSBK sebagain orang sebenarnya telah mendisiplinkan diri untuk mengurangi aktifitas luar rumah. Walau sbgian masih keluyuran.

Salah satu kebutuhan yg biasanya memaksa org, khususnya ibu2 keluar rumah adalah belanja kebutuhan sehari2 di pasar. Di samping itu, sbagian lagi org harus tetap bekerja tuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga.

Harus diakui, roda ekonomi saat pandemi covid 19 sebagian besar macet. Tiada lain karena pembatsan aktifitas, sekaligus scara psikologis org khwatir sgala hal termasuk berbelanja.

Akhirnya, Belanja2 kebutuhan sekunder seperti jajan, minuman, bbrapa rumah makan (kafe) sbagian macet. Orang berpikir hanya memenuhi kebutuhan pokok saja dahulu, skaligus bayar cicilan.

Penghasilan tambahan bagi sebgian org yg biasa bekerja dibberapa tempat juga macet. Atas dasar itu, perlu dipikirkan membangun jaringan usaha bersama yang menghubungkan penyedia barang (supply) dan yang butuh (demand).

Dimasa PSBK ini paling mudah menurut saya membangun semacam market place (sederhana: bisa dalam bentuk medsos bisnis) berskala RW atau lingkungan.

Tujuannya, market place ini akan berbelanja kebutuhan rumah tangga di RW Bersangkutan.
Bagaimana Tahapannya.

  1. Ketua RW melakukan sosialisasi terbentuknya medsos bisnis.
  2. Menyusun Tim sekaligus WAG seluruh rumah tangga RW. Tim ini ada yang ditugaskan belanja ke ritel modern, ada yang ke pasar tradisional, ada yang ke kantor misal pembyaran cicilan dan tagihan lain. Tim akan mendapat upah dari setiap pembelajaan yang dilakukan.
  3. Tim terdiri dari org yang kurang mampu atau menganggur di RW itu. Tergantung kesepakatan.
  4. Bila ada anggaran awal dari pemerintah tiap RW sebagai modal dasar. Bila tdk Tim meminta bayaran dimuka ke konsumen.
  5. Tim secara ketat mematuhi protokol penanganan covid19 dalam berbelanja dan bekerja.

Dalam teori, barang kebutuhan itu harus ditanyakan, tdk menunggu alternatif konsumen. Tim perlu mengirim WA ke rumah tangga terkait kebutuhannya hari ini. Misalnya rumah tangga butuh ayam, tim sekaligus menyembelih dan membersihkannya, tentu dengan upah yang proporsional.

Keuntungan upaya ini: rumah tangga tidk lagi keluar rumah, mempekerjakan orang yang butuh pekerjaan, transaksi bisnis tetap berjalan.

Semoga wabah ini segera diangkat oleh Allah SWT. Aamin YRA (*)