harianamanat.com
Polemik sampah bukan hanya menjadi masalah di kota-kota besar saja.
Namun juga menjadi persoalan di daerah seperti yang di alami oleh kota Bima.
Hampir di semua wilayah, kota Bima sampah selalu menghiasi kawasan pemukiman penduduk.
Umumnya sampah-sampat tersebut berada dan dibuang di tepi jalan yang justru dilintasi oleh penduduk.
Produksi sampah di Kota Bima mencapai puluhan ton per hari.
Permasalahan timbul ketika pemerintah kota hanya bisa menangani sekitar 5 hingga 10 ton per hari.
Artinya, lebih kurang ada 100 ton sampah yang tidak bisa ditangani oleh pemerintah dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir di kawasan Oi Fo’o.
Keterbatasan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bima untuk mengatasi sampah hingga sampai di pelosok kelurahan juga jadi kendala.
Oleh karena itu, peran perangkat RT,RW di Kelurahan dalam menjaga lingkungan merupakan faktor dan elemen yang sangat dibutuhkan.
Namun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarang, dinilai masih minim.
Kurangnya kesadaran ini selain merugikan diri sendiri, juga bisa merugikan masyarakat umum.
Belum lagi Sampah yang berada di Teluk Bima.
Sampah kiriman yang bersumber dari puluhan hulu sungai yang bermuara di Teluk Bima menyebabkan Teluk yang indah itu semakin kotor dan dangkal.
Dengan spirit dan semangat cinta Daerah itulah Walikota Bima H.Muhammad Lutfi,SE
menekankan pentingnya kesadaran bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan dan merawat kawasan pesisir guna menjadikan Kota Bima sebagai salah satu destinasi wisata yang gemilang di masa depan.
Sebuah event yang di beri nama Beach Clean Up Day yang diadakan pada tanggal 17 September lalu berhasil mengumpulkan banyak warga dan pemangku kepentingan setempat untuk berpartisipasi dalam upaya menjaga keasrian pantai Lawata.
“Ini merupakan langkah konkret menuju cita-cita menjadikan Kota Bima sebagai destinasi wisata yang mendunia,”
Kalimat yang keluar dari Seorang Walikota patut di kampanyekan, sebagai upaya pentingnya kebersihan lingkungan.
Event Beach Clean Up Day juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang upaya pelestarian alam, perlunya mengurangi limbah plastik, serta menjaga keindahan dan keragaman ekosistem pesisir.
Walikota Lutfi terus berbicara mengajak seluruh masyarakat, dan pihak- pihak lain untuk terus ikut mendukung dan aktif berpartisipasi dalam program-program kebersihan lingkungan yang akan dilaksanakan di masa depan.
“Saya percaya bahwa dengan kerja sama yang solid, Kota Bima akan menjadi contoh sukses dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, sambil meraih prestasi sebagai destinasi wisata yang menarik.”
Ungkapan dan harapan seorang walikota Lutfi tentu tidak muluk.
Karena ini hanya sekadar ajakan untuk keikhlasan warga negara mencintai daerahnya dengan turut andil berusaha membersihkan sampah di lingkungannya masing-masing.
Tak memerlukan biaya besar, karena hanya sekadar sumbangsih tenaga dan ke ikhlasan untuk mau membersihkannya.
Karena jika tanpa dukungan kesadaran moral dan keikhlasan hati warga masyarakat sendiri untuk mau membersihkan sampah di lingkungannya masing-masing, sebesar apapun anggarannya tidak akan mampu menyelesaikan persoalan sampah yang kian waktu menumpuk, bau dan membusuk.
Penulis/Foto : Sri amanat