harianamanat.com
Kab Bima, – “Pariwisata yang ingin kita kembangkan saat ini adalah Wisata Sejarah dan Budaya.
Itulah sebabnya Diskusi kita hari ini bertemakan Literasi Wisata,” ujar Kadis Pariwisata Kabupaten Bima, Drs.Salam Gani.
Literasi wisata, saat ini tentu di butuhkan.
Karena modal untuk membangun Pariwisata yang berkelanjutan tentu membutuhkan kesadaran tinggi masyarakat untuk mencintai lingkungannya.
Literasi Wisata menjadikan wawasan ilmu dan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar lebih terbuka.
Untuk mewujudkannya dibutuhkan pengetahuan literasi yang mumpuni, tidak hanya perihal tata cara pengelolaan pariwisata dan pembenahan manajemen promosi pariwisata, tetapi lebih pada penekanannya sebagai upaya mencerdaskan
kehidupan masyarakat, dengan membina generasi mudanya untuk kehidupan yang lebih
baik dimasa depan.
Kelompok sasaran yaitu, dengan membentuk Komunitas Literasi yang dimulai dari Anak Sekolah.
Sehingga terbentuk menjadi
pusat pembelajaran berbasis literasi bagi komunitas anak-anak muda, yang ada
di daerah wilayah wisata atau Desa Wisata.
Bagi Kadis Pariwisata Kab Bima Salam Gani, bahwa untuk mengembangkan potensi Pariwisata Bima di perlukan kesungguhan, kolaborasi dan berkelanjutan.
“lewat Diskusi Literasi Wisata ini, kami meminta saran dari semuanya, sehingga kawasan Gunung Tambora dan Gunung Sangiang, menjadi sumber Ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Ada beberapa saran yang lahir dari diskusi Literasi Wisata yang digelar di Museum Asi Mbojo itu antara lain :
1.Promosi harus di gencarkan usul H. Nurdin,SH.mantan Kadis Pariwisata, sekarang aktif sebagai Pengelola Travel Biro.
2. Pariwisata boleh berkembang pesat, tetapi dalam kemasan Wisata halal dan Religi, H.Suaidin Tokoh Masyarakat Sanggar- Tambora.
3.Tambora harus pula mengembangkan wisata agro, Promosi Perlu dikemas lebih menarik, serta dukungan kebijakan anggarannya, Sis- Irawadi-Raka Tim Pesona Bima.
4.Camat Tambora Fadillah,S.S , perlu fokus kembangkan satu desa wisata yang menjadi contoh bagi desa di sekitarnya.
5.Bima punya sejuta Pesona, punya alam yang indah, budaya dan sejarah yang sangat fenomenal dan melegenda.
Tetapi berbicara soal wisata alam pasti kita akan ketinggalan dengan daerah lain, karena alam kita sudah rusak dan sampah dimana-mana.
Sehingga yang menjadi fokus pengembangannya adalah Wisata Sejarah dan Budaya.
Perlu ada Komunikasi yang intens dengan pengurus Geopark Tambora dengan membawa serta arsip sejarah dan peta wilayah kita dalam sejarahnya, sehingga Pemprov NTB bersama Geopark Tambora dalam membuat Event wajib menyertakan Bima, karena sejarah dan wilayah Gunung Tambora itu ada dalam arsip daerah kita.
Jangan terlena dengan pengembangan Geopark Sangiang, yang pada akhirnya kawasan Tambora merana dan menjadi aset daerah lain.
Pengembangan Pariwisata tidak cukup hanya oleh Dinas Pariwisata, tetapi harus bersama-sama dengan Dinas lainnya, serta kolaborasi dan terintegrasi, sehingga anggarannya keroyokan.
Seperti Dinas Pendidikan, Dinas pemdes, DLH, Dinas Kesehatan, Dinas Perindag, PUPR,Perkim dan lainnya harus bersama-sama menggarap Desa Wisata atau cikal bakal sebuah Destinasi.
Serta pelibatan masyarakat di wilayah tersebut.
Promosi Pariwisata melalui media on line, lewat medsos dan bekerja sama dengan pemilik akun yang subscribe nya banyak.
membuat visual menarik dan aksi melalui Kalender Event.
Faktor Keamanan dan kenyamanan itu juga penting, Sri Nuryati,SE.
Diskusi Literasi Wisata diawali dengan pemaparan Sejarah Tambora oleh Alan Malingi, Kepala Museum Asi Mbojo.
Materi Literasi Wisata disampaikan oleh Aksa,M.Pd dari Bidang Kebudayaan Dikpora Bima.
Moderator Rahmatullah,SH Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Kab Bima.
Diskusi di hadiri Sekretaris Dinas Pendidikan, Sekretaris Dinas Pemerintahan Desa, Camat Tambora Fadillah,S.S, Camat Sape Uba Akbar,SPt, Camat Lambu, Camat Wera, Pemilik Travel Biro H.Nurdin,SH, Sis – Raka Tim Pesona Bima, Pemerhati Pariwisata Bima Sri Nuryati, SE.
Penulis/Editor/Foto : Sri Haris.