harianamanat.com
Singapura – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. menyampaikan pentingnya penanaman kurikulum wawasan kebangsaan dengan menggandeng instansi terkait, meningkatkan pengetahuan literasi digital, dan melakukan monitoring terhadap persebaran konten yang bermuatan negatif termasuk muatan radikalisme.
“3 faktor yang perlu menjadi perhatian serius terhadap isu tersebut, yaitu penceramah, sekolah dan literasi” ujarnya pada saat menjadi pembicara di “Inaugural Centinel Counter Terrorism Forum” yang diselenggarakan Lembaga Riset Centinel Singapura (16/2).
Pada kesempatan yang sama, Kepala BNPT RI juga menyampaikan perlunya memberikan penguatan moderasi agama kepada para penceramah guna mengoptimalkan upaya pencegahan dalam aksi Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan Yang Mengarah Terorisme (RAN-PE).
Mantan Kapolda Papua itu mengungkapkan best practices terkait bagaimana melakukan pencegahan terhadap potensi adanya penceramah dan literasi yang mengandung ajakan radikal terorisme dihadapan pembicara dari sejumlah negara sahabat seperti Head of Special Branch of Police dari Bangladesh, Malaysia, Filipina, juga dari Badan PBB seperti UNOCT dan UNODP serta peserta yang hadir dari mulai pejabat pemerintah, akademisi, dunia bisnis dan lembaga riset lainnya.
Dalam lawatannya di Singapura, Kepala BNPT RI juga melakukan pertemuan dengan Minister of Home Affairs and Law Singapura, K. Shamungam. Di dalam pertemuan ini dibahas terkait pertukaran informasi dalam rangka pencegahan dan penanggulangan terorisme baik di dalam negeri maupun di kawasan. Pertemuan dilanjutkan dengan sejumlah mitra mitra kerja BNPT di Singapura yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dalam menjamin keamanan bersama terkait penanggulangan terorisme.(HMS)