Bima, Harian amanat.com,- Peristiwa TaMbora adalah peristiwa masa lalu dalam sejarah dunia.
Meletusnya Gunung Ta Mbora menggemparkan dunia, konon saat itu Negara Eropa hingga Amerika Latin mengalami kegelapan hingga 1 bulan.
Dan ditanah berpasir sisa debu, pasir dan lahar dari letusan gunung Tan Mbora (Tanah Yang Hilang) itu berdiri Kecamatan Tambora.
Kecamatan yang sangat luas dengan tanahnya masih tandus berpasir.
Disebuah desa bernama Kawinda Toi terdapat situs alam AIR TERJUN Ana Fari.
Posisi air terjun Ana Fari ini berada di lereng bukit yang mengaliri sungai Oi Marai.
Untuk menuju ke air terjun Ana Fari memerlukan waktu sekitar 4 jam dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin.
Sedangkan dari desa induk hanya butuh waktu 10 menit.
Lokasi Air Terjun Ana Fari tidak jauh dari Jalan Negara Tambora -Sanggar.
Medannya juga datar saja, bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua atau roda empat, hanya jalannya masih pengerasan belum diaspal.
Air terjun Ana Fari ini debitnya sangat tebal,deras dan kencang.
Airnya sangat jernih dan diyakini bisa menghilangkan penyakit, bisa awet muda bahkan mempermudah jodoh bagi yang masih bujang.
Bagi beberapa kalangan yang berkecimpung di dunia mistis meyakini bahwa mandi tepat di air terjun Ana Fari ini mampu mengangkat Aura Kewibawaan dan Kasih Sayang.
Konon Air Terjun Ana Fari ini dahulunya diberi nama oleh Para Peladang yang berasal dari Wera.
Mereka kelompok pertama yang membuka lahan dan bermukim di Desa Kawinda Toi.
Setiap kali banjir datang selalu membawa sampah atau limbah dari sisa jerami padi, jagung, Jewawut dan limbah tanaman palawija lainnya.
Padahal diyakini tidak ada satupun orang yang tinggal di hamparan bukit di kaki gunung TaMbora.
Akhirnya suatu hari seorang kakek pergi berladang dan istirahat di tepi sungai Oi Marai hingga tertidur.
Namun sang kakek terbangun saat mendengar canda tawa beberapa perempuan yang sedang mandi bersama.
Sang kakek yang peladang itu penasaran menuju arah suara, namun hingga berjam-jam sang kakek yang peladang peladang itu tidak menemukan pemilik suara hanya mendengar canda dan tertawanya saja.
Esoknya sang kakek peladang bersama dengan beberapa tetangganya akan mengambil sarang lebah dan memanah Rusa diatas bukit.
Saat sore hari, ditepi bukit mengalirnya air terjun, Kwek dan kelima peladang itu mendengar suara canda dan tawa perempuan.
Namun mereka tidak melihat sosok perempuan -perempuan yang sedang bercanda, dan tertawa, mereka hanya melihat air yang terbang saja, terbang diam terbang seperti air yang dimainkan orang.
Para peladang tersebut tiba-tiba pingsan, saat siuman mereka sudah berada dibawah ditepi sungai Oi Marai.
Sejak saat itulah para Peladang menamakan Air Terjun itu Air Terjun Ana Fari.
dan sejak saat itu pula para peladang tidak pernah kebukit mencari lebah madu dan memanah Rusa.
Akibat salah seorang diantara kawan kakek peladang itu ada yang wafat, karena keinginannya mendekati sumber air terbang diatas bukit.
Air Terjun Ana Fari bisa menjadi salah satu objek Wisata Alam yang indah.
Airnya yang jernih, dalam aliran sungai Oi Marai yang jernih dan batu batu batu alamnya sangat indah saat kita menyelam dengan mata telanjang.
Dilokasi Air Terjun Ana Fari ini tidak dipungut biaya apapun, jikapun ada anak-anak muda Pecinta Barista Tambora mereka bisa menjadi guiding hingga kepuncak bukit air terjun Ana Fari.
Mereka cukup diajak serumput kopi Tambora. Dari mereka kita akan mendengarkan kisah-kisah dan alamat-alamat situs alam yang indah lainnya di kawasan Tambora.(045/adv)