BESUH BESUAP, SYARAAAAP..
harianamanat.com
Mataram,- Selamat jalan Mas Fairuz alias Abu Macel..
Ada saat sepekan sekali mas Fairuz atau biasa dipanggil Badi’ di kampungnya, mampir ke markas kami pegiat anti korupsi, baik di Jl Banteng, Mataram atau di Dukuh Saleh, Ampenan.. Sambil ngetes, apa cerita humornya cukup kena untuk tampil di salah satu harian kota.
Masih teringat pembukaan lagunya yang menghentak: Besuh besuap// Syaraaaaaap!
Melalui inovasi “Kampung Media”, Fairuzabadi adalah orang pertama dari NTB yang meraih Top 9 (sekarang jadi Top 99) Kompetisi inovasi pelayanan publik oleh Pempus tahun 2014. Itu berat, saingannya lebih dari 500 inovasi.
Ide awalnya ialah mengembangkan Kampung Digital. Sebagai staf diskominfotik NTB, dia ingin mendayagunakan program pengembangan layanan internet kecamatan dari Kemenkominfo.
Saya bersama kawans di Kantor SOMASI NTB saat itu juga punya Program penguatan warga melalui pemantauan media dan penerbitan Bulletin bernama SKALA Media Watch, kerjasama dengan Yayasan TIFA (trims arahannya mendiang mas Virgiawan).
Salah satunya berlokasi di Kelurahan Pagutan, Kota Mataram, tempat tinggal Mas Fairuz.
Saya punya gagasan mau rintis Koran Kampung.
Jadi kami banyak sharing.
Dia dapat dukungan atasan, sehingga program tsb kemudian jadi prioritas era pemerintahan TGB-BM.
Suatu waktu sekitar Akhir 2018, saat saya masih bertugas di FITRA NTB, saya berkunjung ke rumahnya.
Kami ngobrol sambil ngopi di berugak belakang rumah mendiskusikan soal Kampung Media yang dipercaya mewakili Indonesia untuk kompetisi internasional United Nation Public Services Awards 2019, satu dari 21 inovasi nasional terpilih.
Tentu saja, sebelum itu dia sudah keliling ke beberapa negara untuk presentasi inovasi Kampung Media, termasuk meladeni kunjungan dari berbagai pihak yang ingin belajar. Hemat saya, Kampung Media cukup berhasil menjadi arena baru untuk mendidik anak muda dan ruang alternatif untuk mendiskusikan masalah2 warga desa. Menyediakan ruang partisipasi.
Sejak 2015 sampai 2018, seingat saya pernah dua kali jadi Dewan juri bareng kompetisi inovasi pelayanan publik se-NTB dengan dia di Pemprov, juga bersama Bang Haji Agus Talino, pimpinan SUARA NTB Group.
Ini kompetisi tahunan yang diikuti Pemprov, Pemkab/kota dan BUMD se-NTB. Kurang lebih setiap tahun ada 35-50 inovasi yang dikirim mengikuti kompetisi provinsi yang harus kami nilai. Bagus-bagus, swear! Jadi itu pekerjaan susah.
Setiap tahun kami kirim Top 9 inovasi juara dari NTB mewakili NTB ke kompetisi nasional. Kompetisi nasional lebih berat ada semua Pemprov pemkab/kota dan K/L jadi saingan.
Selain kejenakaannya di harian kota sebagai Abu Macel, Ketua NU Kota atau pengasuh GUSDURIAN, Anda bisa mengenangnya sebagai inovator.
Birokrat yang mengambil langkah berkarya dengan membuat terobosan baru, inovasi untuk memperbaiki layanan warga.
Ia, generasi perintis inovasi pelayanan publik nasional dari Lombok.
Salah satu hadiah indah yang saya kenang dari Almarhum ialah cover buku “Mencabut Akar Korupsi” (SOMASI NTB dan TAF, 2002). Buku pertama kami pegiat antikorupsi di Mataram.
Saya ingin lantunkan sekali lagi lirik dari Abu Macel, Fairuz yang jenaka, untuk penambah semangat: Besuh besuap… Syaraaaaap.
*Ervyn Kaffah*
Wakil Sekretaris Jenderal FITRA, Pendiri Perkumpulan SOLUD.