harianamanat.com
Malam yang terus beranjak semakin tidak terasa, diskusi santai tetapi berat menyibak ngantuk yang sempat menghinggap.
Satu persatu kegelisah menahun tentang kondisi Kota mungil ini mulai terurai.
Saat diskusi menyoal tentang reformasi birokrasi Kota pasca dihantam badai besar yang menyeret kepala daerahnya dan beberapa banyak orang ASN, praktis mendapatkan harapan segar ketika PJ Walikota menguraikan secara detail dan seksama tentang penataan birokrasi kedepan dengan berbasis pada meritokrasi dan pakta integritas yang harus disepakati pada siapapun birokrasi yang hendak dipromosikan.
Cara ini tidak hanya akan melahirkan pejabat public yang sesuai dengan kopentensi tetapi juga akan melahirkan pejabat public yang handal karena seorang pejabat public akan bekerja berdasar target kerja yang sebelumnya telah dirumuskan oleh dirinya berdasarkan pakta integritas.
Di tambah lagi dengan kebijakan yang mendorong penguatan moral dan spritualitas untuk ASN melalui sholat berjamaah untuk mentautkan hati pemanguku kebijakan dengan masjid, karena memang hati yang menyatu dengan masjid akan mampu menjadi benteng dari kemaksiatan terutama kemaksiatan yang kerap kita saksikan dalam tubuh pemerintahan daerah.
Kemudian ketika beranjak diskusi mengenai peta jalan APBD kedepan.
Lagi lagi PJ mampu membaca dan memahami kontekstual problem daerah sekarang ini.
Arah kebijakan kedepan porsi terbesar adalah pada persoalan ekonomi karena selama ini persoalan infrastruk relatif sudah cukup memadai, tetapi persoalan ekonomi yang masih tertinggal dan itu tergambar dari pertumbuhan ekonomi yang hanya tumbuh 2,7% dengan salah satu indikatornya adalah angka kemiskinan ekstrem yang sangat tinggi mencapai 8.093 KK.
Infrastruktur penyediaan air bersih untuk warga yang merupakan kebutuhan pokok adalah prioritas yang harus segera dituntaskan dan hal itu tengah dalam penyelesaian berbagai tahapan perencanaan yang holistic sehingga segera dapat direalisasikan.
Malam semakin beranjak dan diskusipun semakin berat tetapi beratnya diskusi juga mampu menguris ngantuk dan lelah yang sempat hinggap. Meski berat tetapi diskusi mengalir dengan santai.
Keseriusan semakin terlihat ketika diskusi menyoal potensi yang dimiliki daerah.
Berbagai potensi utama terutama kondisi ekologi di gunung yang perlu dikembalikan dengan menghadirkan gagasan membangun peternakan terintegrasi dengan perkebunan dibeberapa titik wilayah dataran tinggi, tentu dimulai dengan pilot projek sehingga ide besar ini dapat dilakukan dan dimonitoring dengan maksimal sampai berhasil untuk kemudian direplikasi pada lebih banyak titik kedepannya.
Konsep tersebut tidak hanya mengembalikan ekologi didataran tinggi tetapi juga membangun kesejahteraan melalui peternakan sebagai substitusi sembari menunggu masa perkebunan panen, artinya dalam kurun waktu 3-4 tahun kedepan, lahan tersebut sudah memiliki sedikitnya dua sumber ekonomi yaitu peternakan dan perkebunan.
Uraian fikiran fikiran brilian mengalir begitu lugas, hingga suguhan beragam makanan dan minuman dimeja lupa terjamah, karena semua larut dalam uraian fikiran besar PJ Walikota mengembalikan harapan dan kesejahteraan masyarakat Kota Bima.
Sekali HP di raih, lalu memilih kontak dan tersambung, sebagian menatap jam ditangannya, terlihat bahwa malam semakin larut.
Ternyata tlp PJ bersambut. Terdengar jawaban diseberang sana.
Beberapa ide hilirisasi terurai begitu terstruktur. Jika sebelumnya dijelaskan hulunya. Pembahasan dalam telpon menyoal hilirisasi mulai dari membangkitkan kembali RPH sebagai hilir dari upaya industrialisasi peternakan sehingga kota ini mampu menjadi kota penyuplai daging karena memang ruang untuk daginlg lokal di republik ini masih tersedia 40% dari kebutuhan daging nasional.
Obrolan telpon juga menyoal bagaimana hilirisasi disektor perikanan, agar kedepan daerah ini mampu meningkatkan produksi perikanan dengan adanya beberapa industri baru yang dapat menyerap lebih banyak hasil tangkap nelayan.
Semua hilirisasi dari berbagai potensi itu akan mampu melahirkan industri turunan lain sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan sekaligus menyerap lapangan kerja yang lebih besar.
Obrolan yang penuh isi tersebut memberikan satu keyakinan bahwa HARAPAN ITU SANGAT BESAR, karena kota ini sesungguhnya memiliki semua syarat untuk lebih sejahtera. Meski ide besar ini rasanya belum akan mampu dilakukan dalam waktu 18 bulan kedepan, tetapi paling tidak pondasi tentang ide ide besar itu telah dielatakan diera kepemimpinan sekarang dan semoga menjadi peta jalan pada kepemimpinan berikutnya
Satu kalimat agung yang mengahiri obrolan lewat larut malam itu adalah SEMOGA SEMUA INI MENJADI IBADAH dan TUHAN memberikan kekuatan dan keistiqomahan kepada kita semua untuk menjalankan amanah dalam kehidupan kita.
Penulis :Darussalam
Editor :Sri amanat
Foto : Bhimo