harian amanat.com
BIMA,- Perayaan HUT RI Ke-78 kali ini terasa semarak dan berbeda.
Hampir di setiap Desa dan Kelurahan melaksanakan perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Pesta yang digelar mulai dari tingkat RT/RW di seluruh Desa di Kabupaten Bima maupun seluruh Kelurahan di Kota Bima ini, selalu diisi dengan berbagai lomba yang unik, mulai dari Gerakjalan, lomba makan kerupuk, lomba balap karung,lomba lari sembari menggigit Kelereng dengan menggunakan sendok, lomba tarik tambang dan juga panjat pinang.
Berbagai lomba tersebut selain menantang juga mengundang tawa para penonton.
Seperti halnya Lomba makan kerupuk dan Lari Karung.
Lomba ini biasanya rutin di laksanakan saat Perayaan HUT RI,oleh warga Kelurahan Sarae,Sadia maupun Lewirato Kota Bima.
Biasanya pesertanya adalah Putra -Putri warga setempat.
Dan Lomba ini selalu memiliki daya tarik tersendiri.
Peraturan lomba ini sederhana.
Kerupuk diikat pada seutas tali, kemudian peserta berlomba memakan kerupuk tersebut tanpa menggunakan bantuan tangan.
Uniknya, tali akan menghentak dan semua kerupuk bergoyang ketika salah seorang peserta lomba berhasil menggigit kerupuk.
Di sinilah letak keseruan sekaligus kesulitan dalam perlombaan makan kerupuk.
Lain halnya dengan lomba balap karung. Setiap peserta diharuskan melompat dengan menggunakan karung hingga garis finis. Konon, lomba ini merupakan refleksi dari nilai-nilai keprihatinan rakyat di kala penjajahan Jepang.
Pada saat itu, penjajah sengaja tidak menyuplai bahan pakaian sehingga rakyat menggunakan karung untuk menutupi tubuhnya.
Dan yang menambah unik dan semangat bagi seluruh peserta lomba, karena di lihat dan mendapat hadiah uang, langsung dari Pejabat setempat atau bahkan dari anggota DPRD.
Di lokasi lain, yakni Kelurahan Rontu Kota Bima, laksanakan Lomba panjat pinang.
Panjat Pinang merupakan gelaran yang selalu dinanti di setiap pesta rakyat.
Perlombaan yang biasanya diikuti oleh orang dewasa ini selalu menyediakan berbagai hadiah yang menarik, mulai dari berbagai alat elektronik, perlengkapan rumah tangga, hingga sembako.
Panitia lomba biasanya juga menyediakan hadiah uang tunai bagi peserta pertama yang berhasil mencapai puncak dan mengibarkan bendera merah putih.
Tetapi, mencapai puncak pohon pinang yang tingginya bisa mencapai 8-10 meter tidak semudah yang dipikirkan.
Pasalnya, batang pohon pinang dilumuri oli sehingga sangat licin.
Selain diselenggarakan di tingkat RT/RW, Peringatan HUT RI juga di lakukan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Bima.
Tidak ada pesta rakyat yang digelar di gedung PKK ini.
tapi pertemuan rutin yang khidmat dan sederhana, namun di balut dengan pakaian seragam berkerudung merah, berbaju putih dan rok hitam.
Ketua DWP Hj.Aenal Taufik memimpin pertemuan dengan cara yang berbeda seperti rutinitas pertemuan DWP selama ini.
Wanita sederhana dan ramah ini mengelola pertemuan menjadi sebuah pertemuan yang berkesan, sederhana, kekeluargaan dan penuh khidmat.
Pertemuan rutin ala HUT RI itu di akhiri dengan bernyanyi bersama melagukan lagu Gebyar dari Gombloh, berfoto bersama dan juga ber tukar buket bunga.
Disisi lain, di Kecamatan Langgudu, Perempuan desa melaksanakan Lomba Gerak Jalan Indah.
Lomba gerak jalan indah ini terasa semarak karena lebih pada mempertontonkan atraksi, pakaian seragam peserta, dan yel-yelnya.
Gerak jalan ala Ibu-ibu Kecamatan Langgudu ini sempat viral di media Facebook.
Karena yell-yell yang spontan dengan menggunakan bahasa daerah Bima.
Misalnya saat pasukan gerak jalan mendapati jalan rusak, komandannya akan yell jalan rusak(iha ncai), di jawab rusak jalanya(ncai iha).
Berpapasan dengan kendaraan mobil, komandannya akan bilang ada mobil(wara oto), di jawab dengan koor yell-yell hindari-hindari (tere-tere).
Berpapasan dengan penjual bakso, komandannya akan berteriak yell-yell makan bakso (ngaha bakso) dan di jawab tidak ada uang (Wati wara Piti).
Dan, 17 Agustus 2023 terasa berbeda dan sangat semarak.
Karena banyak pesta rakyat yang diisi dengan berbagai lomba dan kesenian.
Dan tentu diharapkan mampu menjadi hiburan bagi masyarakat.
Selain itu juga, sebagai ajang untuk merefleksikan kembali nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan.
Dirgahayu Negeriku.Teruslah Melaju Untuk Indonesia Maju (Sura)