harianamanat.com
Kabupaten Bima,- Dahsyatnya letusan gunung tambora lebih kurang 200 tahun yang silam masih terasa.
Letusan dengan kekuatan 7 hingga 8 skala berdasarkan volcanik explosivity Index(VEI).
Kekuatan ledakannya setara dengan 171.000 kekuatan bom atom Hiroshima-nagasaki atau 4 kali lebih besar dari letusan Gunung Krakatau 1883.
Letusan maha dahsyat Gunung Tambora 1815 itu mengakibatkan kekosongan di dalam tubuh gunung sehingga bagian atasnya tidak lagi kuat menahan beban, kemudian retak-retak, lalu ambruk ke dalam tubuh gunung membentuk Kaldera.
Kaldera garis tengah bagian atas mencapai 9 km,dan bagian dasarnya 6 km, lingkarannya hampir bulat, seperti cawan maha besar yang menghujam sedalam 1.551 meter.
Dari rahim Kaldera Tambora, lahir gunung api muda.
Gunung api muda itu tampak mengepulkan asap belerang, dan di sebut Doro Afi Toi dalam bahasa Bima atau Gunung Api Kecil.
Dan biasanya Jena Teke Bima (Sultan Muda Bima) Muhammad Putra Ferryandi, setiap tahun di bulan Juni akan memimpin langsung sebuah Event yang di berinya nama “TEKA TAMBORA”.
Tahun ini Teka Tambora akan di ramaikan dengan berbagai kegiatan.
Mulai dari Pendakian pameran UMKM hingga Pawai Budaya Rimpu dan Pagelaran Kesenian.
Di rencanakan TEKA TAMBORA tahun ini memilih jalur pendakian oi bura.
Inilah Rundown Acara TEKA TAMBORA:
Selasa 13 Juni hari ini Technical Meeting peserta Teka Tambora di Museum Asi Mbojo.
Rabu 14 Juni 2023, pukul 09.00. pelepasan Peserta Teka Tambora, oleh Wakil Bupati Bima Drs.H.Dahlan.
Kemudian makan siang di Doro Ncanga.
Menuju Labuhan Kananga, dan bermalam di Pesanggrahan Oi Bura.
Kamis,15 Juni 2023, sarapan pagi persiapan pendakian.
Pelepasan Para Pendaki, pukul 07.00 pagi.
Malam harinya Doa dan Renungan Suci.
Jumat 16 Juni 2023 Malam Pentas /Pagelaran Kesenian.
Sabtu 17 Juni 2023 Field Trip/Educamp
pameran UMKM.
Minggu 18 Juni 2023 Pawai Rimpu dan Budaya sambut HUT Tambora.(Sri amanat)
foto : BTN Tambora, Sri