Baca Kitab Kuning Dakwah dan Bahasa Asing Ciri Khas Pondok Alumni Nurul Hakim

harianamanat.com

LOMBOK BARAT—Ikatan Alumni Pondok Pesantren Nurul Hakim (IKA PPNH) telah membentuk lembaga semi otonom yang merupakan wadah silaturrahim bagi para alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hakim (NH), yang akan bergerak di bidang pendidikan. Lembaga tersebut dinamakan Forum Silaturahmi Lembaga Pendidikan Alumni atau disingkat Fosil-Lemdika.

Setelah dilantik, Fosil Lemdika NH langsung bergerak membuat rapat kerja, guna menyusun format pendidikan yang memadukan pendidikan modern dan tradisional Ponpes yang terintegrasi. Pertemuan berlangsung di Pondok Pesantren Albina Dusun Bebae, Desa Dasan Baru, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Minggu (19/2).

Hadir dalam agenda tersebut, Mudir ‘am Ketua Yayasan Nurul Hakim, TGH. Muharrar Mahfuz, Ketua Umum PB IKA PPNH, Suhaimi Samsuri, Ketua Fosil-Lemdika NH, Dr. Akhyar Fadli, Anggota DPRD NTB, TGH. Satriawan, Wakil Ketua DPRD Lobar, Hj. Nurul Adha, dan sejumlah pengurus IKA PPNH, serta semua Pimpinan Ponpes dibawah IKA PPNH, yang membentuk lembaga pendidikan Fosil-Lemdika NH.

Kesempatan itu, Pimpinan Yayasan Nurul Hakim, TGH. Muharrar Mahfuz menekankan pada pentingnya penguatan kelembagaan dan dakwah Islamiah, dengan memperkuat silaturahim semua anggota lembaga pendidikan tersebut. Karena hanya dengan komunikasi dan silaturahim, maka semua tujuan dan cita-cita besar bisa dicapai.

“Ingat pesan dari Almagfurallah Alm. TGH.Safwan, yang selalu menekankan pada silaturahim dengan semua kalangan, sehingga bisa mempermudah urusan dan mampu menjaga kebersamaan dalam dakwah Islamiah,” terang TGH. Muharrar Mahfuz.

Sementara itu, Ketua Fosil-Lemdika NH, Dr. Akhyar Fadli menerangkan bahwa konsep lembaga pendidikan yang dicetuskan dalam pertemuan para alumni yang tergabung dalam Fosil-Lemdika NH ada tiga hal, yaitu kemampuan penguasaan bahasa asing, kemampuan dakwah dan membaca kitab kuning.

“Tiga core yang kami usung dalam pertemuan ini, nantinya akan diterapkan di semua lembaga pendidikan alumni, yakni penguasaan Bahasa asing, membaca kitab kuning, dan kemampuan berdakwah,” terang Rektor IAIH Bagu Lombok Tengah ini.

Artinya, sambung Akhyar, semua lembaga pendidikan dibawah Fosil-Lemdika NH harus mampu menguasai bahasa asing dan teknologi, baik para guru dan santrinya. Karena banyak guru Ponpes yang belum mahir mengakses teknologi, agar menjadi menguasai teknologi.

Nantinya hasil dari pembahasan pada tataran alumni ini terang Akhyar, akan menjadi panduan bagi semua lembaga pendidikan dibawah Fosil-Lemdika NH, dan harus lebih tinggi dari program yang dibuat oleh masing-masing lembaga pendidikan dibawah Fosil-Lemdika NH.

“Nantinya hasil dari pertemuan ini akan menjadi panduan bagi semua lembaga pendidikan dibawah Fosil-Lemdika NTB, dalam jangka waktu lima tahun ke depan,” lanjut Akhyar.

Kendati demikian, semua lembaga pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing alumni tidak akan dihilangkan, karena menjadi ciri khas mereka. Namun dilengkapi oleh format yang telah disepakati oleh Fosil-Lemdika NH tersebut. Sehingga semua lembaga pendidikan dibawah bimbingan alumni akan memiliki keseragaman dan keunggulan yang sama disemua tempat.

“Contohnya kami, Ponpes Darusalam di Tanak Beak Narmada, memiliki unggulan bidang IT, maka itu tidak dihilangkan, tetapi diperkuat dengan program dari Lembaga Alumni,” ungkap pentolan PC NU Lobar Ini.

Harapan besar program yang dicetuskan oleh Fosil-Lemdika NH ini nantinya akan menjadi ikon dan pilot project bagi perpaduan pendidikan modern dan tradisional di pulau Lombok, dan bisa go nasional. Sehingga trend pendidikan di Ponpes tidak akan kalah dengan lembaga pendidikan lainnya. (Bang Kar)