harianamanat.com
Bima,- Kita perlu memberikan Apresiasi kepada TNI-POLRI, yang telah mengawal kehadiran Presiden Joko Widodo dengan lancar aman dan suka cita.
“Terimakasih kepada seluruh Jajaran TNI-Polri atas pengamanan dan kenyamanan Presiden saat berkunjung ke Bima,” Ujar Bupati Bima Hj.Indah Dhamayanti Putri,SE.
Dalam Catatan harianamanat.com, Apresiasi ini di dasari dengan saling bersinergi antara pihak angkatan bersenjata republik Indonesia itu.
Kombinasi kerja yang taktis, solid dan terintegrasi kunci keberhasilan Korps Angkatan Bersenjata kita ini dalam mengendalikan segala sesuatu yang di nilai dapat merusak ke nyamanan perjalanan kunjungan kerja Presiden.
Dari situlah dapat di tunjukan bahwa Masyarakat Bima Dana Mbojo adalah warga NKRI yang menyayangi Pemimpinnya dan Negaranya.
Mengartikulasikan bahasa cintanya berbeda dengan yang lainnya.
” Masyarakat Bima adalah masyarakat mandiri dan pekerja keras, mereka mampu mengatasi kehidupannya dalam berbagai permasalahan.
Masyarakat Bima adalah masyarakat yang jujur. Welcome dengan siapapun.
Keinginan untuk selalu bersahabat dengan setiap orang membuatnya terbuka dan jujur, sikap masyarakat yang berbudaya dalam berbangsa dan bernegara.
Jadi jangan salah menilai keramahan, ke jujuran dan keterbukaan masyarakat Bima dalam memahami para tamu.
Pemahaman mencintai Pemimpin di tunjukan dengan Suka Cita, Salam, Sapa dan Berjabat Tangan.
Semua itu terlihat dalam gegap gempita menyambut Presiden Joko Widodo.
Masyarakat Bima mendengar bahwa Presiden Jokowi adalah Presiden bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang jiwa dan karakternya merakyat, telah melekat di alam pikiran warga Bima.
Dan itulah yang ingin di buktikan masyarakat Bima.
Penghadangan di wilayah Wadu Mbolo itu adalah ekspresi cinta, ingin bersalaman dengan Presiden Jokowi
“Pak Jokowi..ai laf yu..pak Jokowi Presiden merakyat…” Itu adalah luapan dan ungkapan kecintaan, baik dalam tutur dan bahasa tubuh yang ingin lebih dekat dengan Pemimpin Negara.”
Benar apa yang di sampaikan Pangdam Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto, “Stop Stigma Bima sebagai Daerah Teroris.”
Pernyataan ini harus menjadi rujukan seluruh warga negara Indonesia, untuk memandang Bima sebagai daerah yang Ramah.
Upaya untuk semua itu di tunjukan Dandim Bima Letkol INF Muhammad Zia Ulhaq.
Rasa Tanggung Jawab sebagai warga Bima dan sebagai Komandan Kodim 1608 Bima. Membuatnya tiada henti terus mantau kondisi Daerah.
Ia ingin pastikan bahwa semuanya berjalan aman.
Sebagai TNI, Tugas Negara lebih Penting dari Keluarga.
Itu terbukti Dandim Bima ini tidur di Huntap Tambe hingga tiba kehadiran Presiden untuk meresmikan Hunian Tetap bagi korban banjir itu.
Sahabatnya Kapolres Bima Kota AKBP Rohadi, pun tidak ketinggalan.
Mereka bahu membahu memeriksa setiap menit kondisi daerah baik di darat laut maupun udara.
Pesawat Handy Talky di tangan kedua Pimpinan ABRI ini selalu berbunyi.
” Siaga Pak, di sana sudah ada 5 personil.
Siap Pak, 86.” Suara dari pesawat HT.
Begitulah Upaya untuk mengamankan situasi Kamtibmas, agar Stigma itu tidak lagi mengganggu siapapun Tamu yang hadir di daerah tercinta ini.
Ayo Ke Bima
Bima Tanah yang Ramah.
Bima Ramah untuk Investasi.(Sura)