harian amanat.com
Kab Bima,- Pemerintah Kabupaten Bima tidak berhenti berikhtiar untuk menekan angka stunting di Kabupaten Bima.
Bupati Bima Hj.Indah Dhamayanti Putri,SE mengajak seluruh pihak untuk bersama, berkolaborasi dan bersinergi menangani persoalan stunting yang masih ada di beberapa Kabupaten Bima.
Hal tersebut disampaikannya melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Tita Masitha,M.Kes.
“Untuk menurunkan angka stunting perlu ada kolaborasi dan sinergi seluruh stakeholders terkait, sehingga penurunan angka stunting bisa berjalan baik dari waktu ke waktu,” ucapnya usai menerima secara simbolis dari Wakil Gubernur NTB Hj.Siti Rohmi Djalilah yang berkunjung ke Posyandu Terpadu Desa Bontokape.
Menurut Tita, saat ini angka Stunting di Kab Bima berkisar 10%, untuk tahun depan dan seterusnya diharapkan angka stunting bisa turun 2 digit per tahunnya.
” Kita akan kejar, bisa 8 hingga 7% tahun depan, dan setiap tahun bisa turun 2 %, sehingga 5 tahun mendatang stunting menjadi 0 %,”ujarnya kepada harianamanat.com.
Berdasarkan rekaman data aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) sampai dengan tanggal 16 september 2022 dengan inputan mencapai 99,46% menginformasikan angka Stunting di NTB 16,9%.
Menanggapi hal tersebut, Ummi Rohmi panggilan akrabnya, mengungkapkan masih banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus dikerjakan guna mewujudkan angka stunting yang lebih baik kedepannya.
“Jangan berpuas diri dengan hasil ini, namun tetap melihat kekurangan kita. Masih banyak PR yang harus kita kerjakan, yang harus kita benahi baik itu dari sarana prasarana, SDM (sumber daya manusia) hingga koordinasi yang baik” pesannya.
Ia mengapresiasi langkah-langkah Kabupaten/Kota di NTB yang telah berhasil menurunkan angka stunting dengan signifikan hingga di bawah 10%.
Tren angka stunting yang menurun tak lepas dari kolaborasi dan sinergi semua stakeholders terkait di NTB.
Ia menilai semua pihak turut andil yang besar terhadap penurunan angka stunting.
“Alhamdulillah setelah kita semua melakukan kerjasama kita, ternyata stunting di NTB berdasarkan laporan e-PPGBM trennya menurun.
Lanjutnya bahwa Pemprov telah menyiapkan beberapa langkah-langkah guna menurunkan angka stunting dengan optimal dan semaksimal mungkin.
Dan Pemberian tablet tambah darah dan telur untuk remaja putri SMP – SMA diharapkan lebih masif.
Di posyandu juga tidak hanya sampai memberikan saja tapi memastikan itu diminum juga, ujar Umi Rohmi.(Sura)