Serba Serbi Pawai Budaya Bima

harianamanat.com

Pemerintah Kabupaten Bima menggelar Pawai Budaya,Sabtu 13 Agustus 2022.

Pawai dalam rangka menyemarakan HUT RI ke -77 itu mengusung tema “Pulih, Bangkit, Lestarikan Budaya Luhur Dana Mbojo”.

Dalam Pawai Budaya ini, selain menampilkan Rimpu dengan menampilkan aneka ragam khas tenunan Bima, juga digelar terbagi atraksi ciri khas adat kebiasaan desa dan kecamatan masing-masing.

Kabupaten Bima memiliki 18 kecamatan dan 191 desa, bisa dibayangkan riuh semarak atraksi dari 191 desa itu.

Ribuan peserta dari Organisasi Pemerintah, Pelajar maupun instansi swasta lain ikut menyemarakkan pawai budaya.

Para peserta star di Cabang empat Tente, dengan menyusuri jalan raya dari terminal tente hingga finish di panggung kehormatan di perempatan cabang Talabiu.

Bupati Bima hj.Indah Dhamayanti Putri,SE, beserta Dandim,Kapolres Bima Kota, Kapolres Bima, Kajari, Ketua PN, ForkoPimda langsung menyapa para peserta pawai budaya diatas panggung kehormatan.

Terlihat juga Jena Teke Sultan Muda Kesultanan Bima, Muhammad Putra Ferryandi,S.IP yang juga Ketua DPRD Kabupaten Bima menyapa dan memberi salam kepada para peserta pawai Budaya.

Bupati IDP pun tidak lupa mengingatkan kepada para peserta, untuk tidak membuang sampah di jalanan.

Sampah- sampah yang bertebaran di sekitar Panggung Kehormatan dipungut oleh petugas persampahan dan pol PP.

” Pawai Budaya ini sekaligus ajang edukasi bagi masyarakat dan seluruh stakeholder untuk membiasakan diri membersihkan sampah-sampah di sekelilingnya,” ujar Bupati IDP kepada harianamanat.com usai memimpin langsung aksi bersih-bersih sampah diseputar lokasi pawai perempatan cabang Talabiu.

Terlihat para peserta pawai menampilkan khas dari desa dan kecamatannya masing-masing, mulai dari beragam tenun dikenakan peserta perempuan, dengan gaya rimpu coli, rimpu colo dan rimpu mpida, juga aneka ragam ciri khas pakaian pengantin tradisional Bima maupun hasil modifikasi.

Ada juga atraksi Tumbu dari Kecamatan Wawo, Hadrah, Gantao hingga Tari Soka dari desa Sari Kecamatan Sape.

hasil bumi pun di bawa dalam Pawai Budaya kali ini.

Dengan mengenakan pakaian alat petani tradisional, peserta pawai memikul hasil alam seperti bawang merah, kedelai, sorgun, gandum, tomat, cabai, jagung, kacang tanah, pisang, singkong, sayur-sayuran, bahkan sapi, kambing pun diajak ikut pawai budaya.

Sejak dari garis start hingga finish, para peserta terlihat antusias.

Mereka terlihat menari di iringi gendang, penabuh gong dan seruling adat, juga berjoget yang diiringi sound musik yang dimuat di atas mobil open kap, semerbak dan meriah.

Meskipun pawai digelar di dalam cuaca yang tidak bersahabat panas terik, tapi mereka tetap melakukan dengan antusias, begitupun para penonton memadati ruas jalan yang dilalui para peserta.

Terlihat sejak pagi para penonton sudah memadati tepi jalan yang akan dilewati para peserta pawai budaya.

Di garis finish tepatnya di depan panggung kehormatan Bupati dan ForkoPimda, para peserta melakukan atraksi khas budayanya.

Selain atraksi tari-tarian berupa hadra, Sere,Gantao, Soka Sari, Ntumbu, para penonton pun diberi edukasi tentang berbagai macam jenis tenunan yang menjadi ciri khas Desa masing-masing.

Paguyuban Jawa Timuran meramaikan Pawai Budaya kali ini, Paguyuban ini menampilkan atraksi Reog Ponorogo.

Pawai Budaya ini ditutup dengan penarikan undian berhadiah utama 1 unit sepeda motor dan puluhan hadiah lainnya berupa sepeda, kulkas dam alat elektronik. (Ranti)