Letusan Gunung Krakatau 1883 atau Gunung Tambora 1815 Yang Lebih Dahsyat?

harianamanat.com.

Banyak orang yang tahu kedahsyatan letusan Gunung Krakatau, tapi tidak banyak orang yang tahu sebenarnya ada Gunung lain yang tidak kalah mengerikan dari Krakatau, yaitu Tambora.

Lalu manakah yang lebih besar letusannya?
Krakatau atau Tambora?

Gunung Krakatau berada di Selat Sunda yang berada di antara pulau Jawa & Sumatera.

Letusan tahun 1883 menjadi letusan terdahsyatnya di era modern.

Namun, jika kita mundur ke belakang tepatnya di tahun 1815, kita akan mendapati sebuah letusan supervolcano yang berada Kabupaten Bima di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Para ahli vulkanologi dan geologi sudah menghitung dan memperkirakan kekuatan dari kedua gunung tersebut.

Menurut ilmu geologi, sebuah letusan diukur dengan skala VEI, (Vulcanic Explosivity Index) yaitu seberapa banyak material yang dilontarkan oleh sebuah letusan gunung dan ketinggian kolom abu vulkanik.

Skala VEI ini ada 8 level dimana setiap 1 level di atasnya artinya letusannya 10x lebih besar.

Untuk gambaran saja, letusan Gunung Merapi 2010 dan Sinabung 2018 memiliki skala 4 yang mampu melontarkan material batu pasir dan debu sebanyak 0,1 km kubik atau setara dengan 100.000 meter kubik.

Lalu, berapakah skala VEI letusan Krakatau dan Tambora?

Menurut para ahli, letusan Krakatau yang mengakibatkan tsunami setinggi 30 meter dan juga suaranya menggelegar sampai ke Australia, memiliki skala 6 VEI, yang artinya 100x lipat lebih dahsyat dari letusan gunung Merapi dan Sinabung. Wow! Sangat mengerikan.

Kemudian, kita punya Gunung Tambora yang meletus tak kalah hebat dari Krakatau sekitar 68 tahun sebelum letusan Krakatau.

Letusan hebat Tambora yang terjadi tepatnya di Bulan April 1915 ini menciptakan kaldera atau lubang kawah selebar 7 km lebih.
Hasil letusannya bahkan mempengaruhi iklim dunia.
Membuat Eropa mengalami tahun tanpa musim panas kala itu.

Letusan Tambora juga mengubur peradaban kerajaan-kerajaan di sekitarnya, yaitu kerajaan Tambora, Pekat, dan Sanggar.

Kejadian ini tertulis dalam kitab kuno Kesultanan Bima berjudul Bo’Sangaji Kai.

Letusan Tambora ini melontarkan material sebanyak 150 km kubik, dan kolom asapnya membumbung tinggi sampai di ketinggian lebih dari 40km.

Jika dibandingkan dengan Krakatau, letusan Tambora jauh lebih besar, yaitu skala 7 VEI, karena material yang dilontarkan Krakatau sebanyak 41 km kubik.

Namun, karena Krakatau meletus menjelang akhir tahun 1800an dimana saat itu telegraf sudah diciptakan, maka letusan dahsyat ini dapat dengan mudah tersebar beritanya di seluruh dunia.
Apalagi lokasinya yang dekat dengan Batavia yang sekarang jadi Jakarta, berbeda dengan Tambora yang berada di kepulauan Indonesia bagian timur, yang pada saat itu peradaban komunikasi belum terciptakan, sehingga gaung meletusnya Gunung Tambora belum menyebar ke penjuru dunia.

Nah, itu lah perbandingan letusan antara Krakatau dan Tambora yang mempengaruhi kehidupan dunia.
Dan keduanya tetap sama-sama mengerikan. (Admin).

Sumber Wikipedia.