harianamanat.com.
Bumi telah menyediakan alam yang indah.
Untuk memenuhi kebutuhan sumber makanan kebutuhan pokok kita.
Potensi itu ada di sekitar kita.
Laut Bima memiliki banyak sumber daya biota lautnya.
Namun akibat sebaran Limbah Laut yang diduga berasal dari limbah Pertamina, banyak ikan dan kepiting mati.
Pencemaran Laut Teluk Bima.
Di Kawasan Pelabuhan Tambat Kapal Milik PT..Pertamina, di kawasan Wadu Mbolo, kecamatan Rasa Nae Barat Kota Bima itu berakibat pada nasib para nelayan Bima.
Pencemaran laut berwujud Busa, berminyak dan berwarna kecoklatan itu menyebar kurang lebih 2 Km,
Hingga ke pantai Kalaki, Niu, Lawata dan Pelabuhan Bima.
Seorang nelayan asal Wadu Mbolo, Haris 40 mengaku khawatir dengan adanya Limbah yang menyebar di seputar teluk Bima.
” Kondisi ini sudah dua hari, kami tidak tau apa penyebabnya, ini membuat saya khawatir, karena ikan banyak yang mati, dan sudah dua hari kami tidak melaut, “ujarnya kepada harianamanat.com Rabu pagi 27 April 2022.
Hingga saat ini, Pihak Pertamina belum mengeluarkan pernyataan resmi atas adanya sebaran limbah di sekitar Pelabuhan Tambat Kapal miliknya di kawasan Teluk Bima tersebut.
Dan bagaimana upaya Pertamina mengatasi atau melokalisir masalah lmbah di wilayah kerjanya tersebut.
Salah seorang karyawan Pertamina yang harianamamat.com temui, enggan memberikan komentar atas adanya Limbah di seputar Pelabuhan Tambat Kapal BBM, milik Pertamina itu.
” Kami tidak tau,”ujarnya sembari menghindar untuk di wawancarai.
Akademisi UNHAS DR.Saeful yang juga peneliti Biota Kelautan, mengatakan keprihatinan dengan adanya pencemaran limbah di seputar Teluk Bima.
” ini memprihatinkan, karena ini berakibat pada biota laut, dan juga akan berakibat pada ikan yang akan di konsumsi,” ujar peneliti Biota Laut dan Lingkungan Kelautan ini kepada harianamanat.com.
Menurutnya jika limbah itu terlokalisir sekitar Pertamina , maka dugaan sementara adalah bahan fosfat hasil cucian tangki kapal pengantar minyak, ini dugaan saja. Kalau minyak tumpah atau bocor pipa minyak, maka bahan itu akan berupa minyak, bukan berupa busa, kita tunggu hasil Lab.
Ia juga berharap Pertamina punya alat floatclean dan filter untuk lokalisir bahan dan sebaran Limbah tersebut.
Dari hasil pantauan harian amanat.com, disekitar limbah yang berwujud busa, berminyak, tidak berbau itu ada ratusan bangkai ikan dan kepiting terapung.(Admin)