HARIAN AMANAT.
” Kelurahan PENATOI itu adalah Pusat Pemerintahan Bima, sejak menjadi Kabupaten hingga menjadi daerah otonomi baru yang bernama Kota Bima, tapi apa mau dikata, inilah Kelurahan yang paling miskin, kumuh dan tidak pernah mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah, bayangkan disini Pengangguran terdidik paling banyak, disini dicap sebagai daerah teroris, tapi apa yang dilakukan Pemerintah, tutup mata dengan kondisi ini, yang ada hanya konflik kepentingan antara Walikota dan Wakil Walikota Bima, sehingga PENATOI diabaikan, kantor Walikota berjulukkan White House tapi diseberang jalan Ibu Kota Kelurahannya kumuh, sangat ironis sekali,” ujar Darussalam saat mengadukan ini kepada Wakil Ketua DPRD NTB H.Mori Hanafi,SE, M.Com.yang melakukan kunjungan jaring aspirasi di kelurahan PENATOI Senin 14 Februari 2022.
Darussalam, SH,i mengharapakan kehadiran Wakil Ketua DPRD NTB dapat membuka jalan kebuntuan atas kondisi yang terjadi di kelurahannya itu.
” Banyak yang sudah kami ajukan, kami bahas dan diskusikan baik melalui Bappeda Kota Bima maupun kepada Walikota Bima, mulai dari soal Literasi Masjid, KKTM (kawasan terpadu mandiri)hingga soal bagaimana Sungai kawasan Pemukiman PENATOI ini bisa dibuatkan Talud agar tidak meluap dan kemudian dijadikan kawasan ekonomi kreatif sebagai aliran pengembangan budidaya ikan,” ujar Konsultan Politik Papan Putih ini.
Darus berharap bahwa kehadiran Wakil Ketua DPRD NTB H.Mori Hanafi, akan bisa mengurai satu persatu kebuntuan dan harapan warga kelurahan PENATOI.
diakhir pertemuan, H.Mori Hanafi menyempatkan diri meninjau Sungai Penatoi sepanjang 300 meter.
” Baik saya akan bicara dengan Walikota, untuk segera buatkan Talud untuk sungai dalam kawasan pemukiman warga PENATOI ini, dan untuk soal Budidaya ikan, ada baiknya Bung Darus dkk, belajar dari Jogja bagaimana budidaya ikan disungai, sehingga bisa terintegrasi dan bahkan ada nilai ekonomi tinggi bagi sektor wisata lokal, saya siap bantu,” ujar H.Mori.(dan admin)
