Bulir-Bulir Penyesalan (2)

HARIAN AMANAT.

Namanya Widuri (bukan nama sebenarnya) 17 asal salah satu desa di Kecamatan Palibelo kabupaten Bima.

Widuri adalah putri semata wayang.widuri berparas cantik rupawan, tubuh semok berkulit kuning langsat.
dikampungnya Widuri adalah kembang desa.

Widuri selain cantik, dalam bergaulpun tidak memilih teman, sebagai remaja Widuri berpacaran dengan pemuda desanya bernama Ardiansyah.

Ardiansyah 19 kumbang desa yang menjadi pusat perhatian para pemuda dan pemudi desa.
Ardiansyah pemuda yang rajin dan aktif dalam kegiatan dikampungnya baik olah raga maupun seni.
Ardiansyah handal memetik gitar, suaranya juga merdu.

Begitulah akhirnya Widuri pun jatuh cinta dengan sang kumbang desa.

Suatu waktu hubungan keduanya membuahkan kehamilan. Akibat masih remaja dan masih ingin meneruskan sekolah, konon terpaksa keduanya menggugurkan kandungannya.

Tapi yah begitulah cinta, meskipun sudah pernah menggugurkan kandungan.
Keduanya kembali berhubungan di luar batas.
Namun sayangnya pada kehamilan kedua, sang cowok ardiansyah menolak mentah-mentah untuk bertanggung jawab.

Konon pasalnya janin dalam perut Widuri itu tak mutlak hasil karyanya, tapi merupakan hasil kerja bareng sejumlah pemuda yang pernah pesta mabuk-mabukan bersama Widuri.

Maklum Widuri yang termasuk kembang desa itu memang sangat menarik, jika berpakaian kebaya bodynya seperti Soimah. sebagai kembang desa tentu banyak yang ngantri untuk menjadi teman widuri. Namun demikian Widuri hanya mencintai Ardiansyah seorang. pemuda desa yang serba bisa.

Malam naas itu pun tiba.
Widuri diundang kesebuah pesta.

Usai pesta, dalam rangka urusan memadu kasih ala cinta anak globalisasi, yang rada radikal dan sedikit ekstrim, mereka main suami-istrian dirumah temannya yang melaksanakan pesta ulang tahun itu.

Widuri yang sedang mabuk diajak pesta mabuk-mabukan tiga orang teman lelakinya yang lain.

Akhirnya Widuri kembali hamil, dan kali ini orang tuanya mengetahui kehamilan putrinya itu.

Ayah dan Ibu Widuri terkenal baik hati, mereka tidak marah akan peristiwa itu. Mereka manggil Ardiansyah untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

” kamu ini bagaimana sih, kerja belum ada, sudah berani kerjain anak orang,” begitu kata Ibu Widuri.

Keluarga Widuri menawarkan perdamaian, Penikahan. mereka yang akan menanggung seluruh biaya asalkan Ardiansyah menerima untuk menikahi Widuri.

Namun sayang, tawaran kebaikan keluarga Widuri diluar dugaan ditolak Ardiansyah.

Alasan Ardiansyah yang menolak menikah dengan mengatakan bahwa kehamilan Widuri itu bukan saham tunggal tapi hasil saham kolektif alias hasil kerja bareng, yakni dirinya dan tiga pemuda lainnya ketika mereka pesta mabuk tempo hari.

Dan itu tentu saja membuat Widuri dan keluarganya marah. Widuri tetap kukuh hanya menyebut Ardiansyah.

Akhirnya merasa terpojok, Esok harinya Ardiansyah dan tiga temannya itu kabur melarikan diri.

Akibat Ardiansyah tidak mau bertanggung jawab, Widuri dan keluarganya melaporkan Ardiansyah dan teman-temannya ke Polres Bima dalam kasus Pemerkosaan.

Ardiansyah dan tiga temannya ditemukan Kepolisian Sektor Langgudu dipesisir pantai Nisa Bea Kecamatan Langgudu saat tengah tidur siang ditepi pantai.

Saat ini mereka mendekam di rutan Bima, diputus hakim 2 tahun kurungan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

” Andai saja saya menerima untuk menikah, tapi saat itu saya gengsi memikirkannya,” ujar Ardiasnyah kepada harainamanat.com saat ditemui di Rumah Tahanan Bima.

Menurutnya saat ini Widuri sudah kuliah dijakarta.

” Saya dengar dari teman-teman yang datang membesuk, Widuri sudah kejakarta, dia pergi kuliah jurusan memasak,” ujar Ardiansyah lagi.

Ia berharap usai keluar dari Rutan awal tahun 2023 nanti, Ia ingin pergi kursus.

” Semoga Allah ampuni dosa saya, begitu juga Widuri dan keluarganya, saya akan menjaga kesehatan saya, kemudian kursus montir atau kursus memasak seperti Widuri, biar buka kedai kopi, tapi tidak di Bima.

Jika Widuri masih mencintai saya, saya ingin tinggal didaerah lain bersamanya, melupakan masa sulit ini, memulai kehidupan baru ,” ucapnya lirih dan menunduk.

*Begitulah jalan hidup, Allah Yang punya kehendak, namun yang pasti kita akan lewati semua proses hidup yang kita jalani sesuai dengan cara kita, apa yang kau lakukan itulah yang akan kau tunaikan.(Ranti)