Wisata Lasakosa di Pulau Sangiang Bima

Pariwisata467 Dilihat
banner 468x60

Harianamanat.com,BIMA- Satu lagi pulau cantik yang bisa jadi destinasi liburan anda Namanya Pulau Sangiang.

Pulau Sangiang dengan keberadaan Gunung Sangiang Api menyimpan beragam potensi, terutama potensi wisata laut dan pantainya. Sebagai sebuah pulau yang dominan kultur agraris dan kultur baharinya, Pulau Sangiang menampilkan pesona wajah alam yang eksotik.

banner 336x280

Sangiang merupakan pulau vulkanik yang terletak di Laut Bima, Jaraknya sekitar 62 kilometer dari pusat Kota Bima. Untuk mencapai tempat ini, terlebih dahulu menuju Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB.

Dari sana menyewa perahu berkapasitas 10-15 orang menyeberangi pulau.

Jika hendak berangkat ke Sangiang, dari Terminal Dara yang ada di Kota Bima, bisa naik angkutan kota bemo D atau ojek menuju Terminal Jatibaru. Dari terminal Jatibaru ini ada bus mini yang standby menuju Kecamatan Wera.

Dari Kota Bima menuju Wera, anda akan melewati Kecamatan Ambalawi. Jarak tempuh dengan kendaraan umum dari Kota Bima menuju Terminal Tawali yang ada di Kecamatan Wera adalah sekitar 1-2 jam.

Sesampainya di Terminal Wera, anda bisa menggunakan jasa ojek menuju Sangiang darat.

Dari Sangiang darat, banyak perahu dan boat yang bisa mengantar menuju Pulau Sangiang.

Di bibir pantai Pulau Sangiang wisatawan yang datang dapat menginap dengan mendirikan tenda. Di pulau ini, wisatawan bisa menikmati kegiatan memancing dan menyelam sambil menikmati terumbu karang yang sehat dengan warna-warni ikan yang ada di laut.

Saat ini banyak didapati kapal-kapal wisatawan domestik yang melabuhkan jangkarnya di sekitar perairan ini untuk memancing dan melakukan aktivitas diving.

Spot yang menjadi favorit wisatawan berkunjung ke Pulau Sangiang adalah di daerah Oi Peto, Gusu Wala, maupun di Oi Kalo.

Di lokasi Oi Peto konon hidup spesies ikan karapu.
Konon Oi Peto ini dipercaya sebagai rumah ikan karapu atau dalam bahasa lokal Bima disebut Uma Karapu. Sedangkan di Gusu Wala hidup spesies ikan kakap berekor merah dan juga ikan sunu. Demikian juga di Oi Kalo sebagai tempat berkumpulnya spesies ikan baronang yang orang Bima sebut sebagai Uta Sancara.

Untuk menyebrang ke Pulau sangiang dibutuhkan waktu tempuh sekitar 45-60 menit.

Tetapi bila ingin mengeliliangi Pulau Sangiang dengan boat tanpa singgah di berbagai spot wisata, bisa start dari perkampungan Pulau Sangiang kemudian memutar dari arah barat ke utara, timur, selatan dan kembali lagi ke barat. Rute demikian akan menghabiskan waktu sekitar 3-5 jam.

Kapal-kapal di Sangiang adalah kapal pinisi berjenis lambo, buatan warga sekitar Pulau Sangiang. Lambo merupakan jenis kapal pinisi modern karena menggunakan mesin. Lambo berukuran lebih besar dibanding palari yang hanya bisa memuat 4-5 orang.

Kapal-kapal itu oleh masyarakat Wera, khususnya warga Sangiang digunakan untuk menangkap ikan juga mengangkut hasil pertanian dari Gunung Sangiang Api yang posisinya menyembul dari tengah permukaan laut.

Gunung Sangiang merupakan gunung berapi yang masih aktif dan masuk dalam kawasan konservasi, yang memiliki ketinggian sekitar 1.986 di atas permukaan laut. Dari puncak gunung ini, pemandangan Pulau Sangiang tampak begitu menawan.

Sangiang adalah pulau vulkanik yang muncul ke permukaan yang terletak di Laut Bima. Gunung Sangiang meletus pada tahun 1992, 1994, 1997, 2010 dan, letusan terakhir pada tahun 2013. Sangiang ditunjuk sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 418 / Kpts-II / 1999 , tanggal 15 Juni 1999.

Pulau yang menjadi habitat asli rusa ini tidak berpenduduk hanya penduduk musiman dari Wera yang tinggal untuk bertani dan berternak.

Secara astronomis Cagar Alam Pulau Sangiang terletak pada 110º50’ BT – 119º10’ BT dan 70º30’ LS. Menurut administrasi pemerintahan terletak di Kecamatan Wera, Kabupaten Dati II Bima, Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Berdasarkan Berita Acara Tata Batas dari Kantor Sub BIPHUT luas Cagar Alam Pulau Sangiang 7.492,2 Ha.

Topografi Sangiang terdiri dari bergunung-gunung dengan lereng lebih 45˚ di tengah, timur, dan wilayah utara, sedangkan di bagian selatan dari lereng yang relatif datar di bawah 30˚.

Sangiang memiliki ekosistem yang sangat unik dengan berbagai potensi flora. Beberapa jenis flora yang ditemukan di Sangiang adalah Kesambi (Schleicera oleosa), ketimis (Protium javanicum), banten, waru laut, pohon beringin (Ficus sp.), Bidara, Johar (Cassia siamea), Sengon (Albizzia falcataria), ketapang (Terminalia katappa ), pulai (Alstonia scholaris), dan beberapa semak (Lantana camara), Imperata cylindrica, Cyperus rotundus, Euphatorium spp.

Tutupan lahan di pulau hutan ini 50% dan sisanya adalah savana. Di sebelah barat dari vegetasi pulau lebih beragam daripada di selatan. Berdasarkan monitoring burung pemangsa pada tahun 2010, teridentifikasi 12 jenis burung predator, diantaranya adalah Haliastur indus, Accipiter virgatus, Circaetus gallicus, Hieeraetus fascitus, Hieratus kienerii, Accipiter gularis, Circus assimilis, Falco cenchroides, Spizaetus cirhatus, Otus sp dan sebagainya.(admin)

Foto oleh Ogie gagah

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *