Kota Bima, Harianamanat.com,- Dari berbagai sektor yang terdampak pandemi COVID-19, sejumlah sektor yang relatif tidak terganggu bahkan berpotensi terus meningkat adalah sektor makanan dan minuman, termasuk di dalamnya produk kelautan dan perikanan, ujar Dr. Firmansyah saat memaparkan materinya pada webinar series Bima Berkhidmat dalam Tema NTB Yang Kita Impikan, sabtu 14 agustus 2021.
Memang wajar bila produk kelautan dan perikanan kian diminati di tengah merebaknya wabah corona, karena selain manusia akan selalu membutuhkan bahan pangan, pola hidup sehat yang terus meningkat adalah penyebabnya.
Jika Pemerintah Daerah serius mengelola sektor Pertanian khususnya kelautan, bisa menambah PAD bagi daerah, karena biasanya penerimaan dari sektor kelautan cukup signifikan untuk menjadi primadona PAD.
Kadis Perikanan dan Kelautan Pemrov NTB, Muslim, ST.M.Si menuturkan bahwa, Bima memiliki kekayaan laut yang banyak. Dan itu tergantung sungguh bagaimana dalam merencanakan program. Pemerintah Provinsi siap bersinergi.
“ saatnya berkolaborasi, bersinergi, mengoptimalkan dan mengefektifitaskan APBD, saya ajak kta bikin program bersama, kita cari dukungan dana hibah, jangan terlalu berharap dari APBD I dan II, karenanya peran UMKM, pelaku usaha di sektor swasta , pegiat lingkungan memungkinkan untuk menghadirkan Dana Hibah,”ujarnya.
Ia juga memaparkan bahwa, dari data yang ada hanya 24 UMKM yang bergerak di sektor pengolahan ikan di Dapil 6 NTB, yakni 8 di KAB Bima, 8 di Kota Bima dan 8 di Dompu.
“dari angka tersebut hanya sedikit yang tertarik berusaha di sektor kelautan, wajar jika akhirnya, saya siap membantu, kita bersinergi untuk memajukan perekonomian daerah dari sektor kelautan, ini,”ujar Kdis yang baru dilantik dua minggu yang lalu ini.
Optimisme bahwa sektor Kelautan bisa menjadi primadona bagi terciptanya peluang usaha dan lapangan kerja, pun di amini H.Dudi Fakhrudin.
Akuntan publik sekalugus pecinta lingkungan ini bahkan menawarkan langkah perbaikan bagi terumbu karang yang rusak di perairan Sape-Lambu dan Langgudu.
“kita harus berusaha menanam kembali karang laut yang rusak dan hancur, harus dibuatkan perda agar tidak adalagi upaya untuk menangkap ikan dengan menggunakan bom, perda pelarangan buang sampah di laut dan sungai,”ujarnya.
Ra’Ani Wahyuni, MS.c Sekretaris Bappeda Kabupaten Bima ini menguraikan, bahwa Pemerintah Kabupaten Bima dengan visi misi Bima Ramah memberikan peluang kepada UMKM untuk tumbuh kembang dan Maju, pendapingan-pendamping terus dilakukan dan di upayakan.
Dan saat ini Pemkab Bima tengah mengumpulkan satu orang Champion di setiap desa, untuk menjadi motivator bagi lingkungannya, agar menjadi contoh.
“karateristik masyarakat kita itu adalah, Nggahi RawI Pahu, harus ada pion yang di contoh, nah ini yang tengah kami bentuk,”ujar Inovator Pemkab Bima ini.
AKBP Ruslan Idris selaku Kabag Ops Polda Metro Jaya mengatakan bahwa, dirinya bersama Pengurus Yayasan Rimpu, BMMB, AMBI dan juga PT.BBS berkeinginan membantu dan bersinergi dengan pelaku usaha di daerah ini, yakni Bima-Dompu.
“ teman-teman tengah mendata, peluang apa saja yang bisa dimaksinalkan sehingga kedepan, ada banyak lapangan kerja yang bisa di garap, dan usaha ini murni dari kongsi, modal keroyokan para pengusaha asal bima di Jakarta, mohon doa,’ujarnya.
Anggota DPR RI HM. Syafrudin mengatakan bahwa dirinya siap membantu untuk kemajuan daerah, karena sebagai anggota Komisi IV, sektor pertanian, perikalan dan kelautan serta lingkungan adalah bahagian dari tanggung jawabnya.
“saya siap membantu, meloby menteri dan presiden agar Pulau Sumbawa mendapatkan perhatian lebih,”ujarnya.
Dari hasil riset yang dilakukan litbang harian amanat.com, bahwa pelaku usaha UMKM di Bima rata-rata berusia di atas 40 tahun, kurangnya minat milenial terjun ke sektor swasta disebabkan, banyak kendala terutama, permodalan dan pengetahuan atas memulai bisnis model canvas.
“kesabaran, konsistensi untuk memulai usaha itu yang dirasakan sulit oleh anak muda, lingkungan keluarga tidak memberikan sebuah kesadaran berwira usaha, karena status sosial tinggi jika menjadi ASN atau berbaju seragam keki, walaupun itu hanya menjadi tenaga sukarela, nah seiring waktu, lapangan kerja yang sulit, penduduk yang semakin lama semakin banyak, tanah garapan yang sudah sedikit, perlu ada perubahan dalam berpikir, bahwa sektor swasta itu menjanjikan kehidupan yang layak dan baik, karena ajaran agama kita juga menganjurkan kita untuk berwira usaha alias berdagang,” ujar Sri Miranti Koordinator Litbang harian amanat.com.
Dengan sejumlah data sektor kelautan dan perikanan yang menggiurkan, apa yang harus dilakukan oleh UMKM perikanan guna menangkap peluang usaha?
Moderator Webinar Dr.M.Irwan menyimpulkan bahwa mengingatkan pelaku usaha perikanan fokus pada produk siap makan yang lebih banyak peminatnya saat ini, maka produk siap saji harus mampu dikelola dengan baik, dan itu adalah peluang usaha di masa pandemic, bahkan yang akan datang.
Apalagi saat ini pangsa pasar pembelian e-commerce juga semakin meningkat dengan semakin banyaknya orang, terutama generasi milenial, yang memanfaatkan aplikasi guna membeli makan.
Terkait UMKM perikanan, pemerintah Provinsi juga telah menyiapkan platform program promosi produk-produk unggulan UMKM binaan sebagai bagian dari gerakan Beli Produk Lokal. Dan Program tersebut akan terus mendorong pembinaan dan pemberdayaan UMKM.
Maka Pemeritah Daerah yakni Kabupaten/Kota harus mampu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan program tersebut secara merata dan berkeadilan, utmanya untuk UMKM rintisan.
Dimasa pandemic ini UMKM perikanan harus melakukan kreativitas, berinovasi, bertransformasi, menggali potensi diri, dan menciptakan peluang-peluang usaha baru.
Harapan untuk tetap menjaga biota Laut dengan penanaman kembali karang-karang di Laut Bima, merupakan upaya lain dalam peningkatan penerimaan daerah diluar pengolahan ikan, yakni bagaimana pemanfaatan pulau-pulau kecil, izin lokasi hingga karcis atau tanda masuk kawasan konservas kelautan Bima.
Soal kendala yang biasanya dihadapi UMKM adalah mengenai modal. Kita berharap agar Pemerintah Daerah melalui Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten/Kota mampu mendorong percepatan penyerapan bantuan permodalan bagi pengembangan UMKM di sektor kelautan dan perikanan, di antaranya melalui Program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Selain KUR, bentuk dukungan pendanaan Dinas Perikanan dan Kelautan adalah antara bantuan kredit dari Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP), yang selama ini jarang disinggung oleh Dinas, sebaiknya dari sekarang mulai disosialisasikan.
Dana ini bisa digunakan untuk membangun wilayah dan daerah pesisir serta kepulauan dengan syarat terdapat perlibatan masyarakat dan diajukan oleh kelompok masyarakat seperti pembudidaya, sentra kuliner, dan lain-lain. Bunganya pun hanya sebesar 3 persen per tahun.
Seperti yang dijelaskan Dr. Firmansyah yang merupakan topic utama dalam Webinar kali ini, mengapa harus mendorong UMKM, dan bukannya hanya fokus kepada para pelaku usaha yang sudah sangat mapan ?
Hal tersebut karena UMKM secara kuantitas jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan mereka para pelaku usaha kalangan besar. Dan akan menciptakan lapangan usaha bagi para sarjana lulusan PT yang setiap tahunnya terus bertambah.
Menurut Hj. Eka Rajak, Ph.d. bahwa Webinar Series Bima Berkhidma, akan diselenggarakan setiap satu bulan. Rencananya hasil Webinar ini akan menjadi program RPJMP baik Pemerinta Provinsi NTB maupun Kabupaten Kota, utamanya untuk Bima-Dompu.
Webinar ini terselenggara atas kerjasama Pemerintah Provinsi NTB, Anggota DPRD NTB Dapil 6, Pengusaha Bima di Jakarata, SCPD Chanel dan Harianamanat.com. (admin)