Bima, harian amanat.com,- Desa wisata tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Kehadiran desa wisata diharapkan mampu menciptakan pelestarian lingkungan serta konservasi budaya dan adat istiadat.
Dengan adanya Desa wisata akan mampu mencegah kerusakan alam, sehingga masyarakat bisa terhindar dari bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Desa wisata juga akan mampu menjamin pelestarian lingkungan alam, karena menghasilkan kualitas udara yang lebih baik serta terhindar dari polusi udara.
Banyak manfaat yang bisa diharapkan dengan adanya desa wisata, desa wisata bisa membuka ruang dalam upaya konservasi budaya, adat istiadat, dan kearifan lokal. Sementara, dari aspek ekonomi, desa wisata akan mendorong ekonomi kreatif para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bahkan akan mampu membuka peluang investasi.
Desa merupakan aset yang penting dan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. UU ini memberikan kewenangan lebih besar kepada masyarakat desa untuk membangun wilayah mereka, yang tidak terpisahkan dari perwujudan dan pelaksanaan pembangunan nasional untuk meningkatkan serta memeratakan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, meningkatkan akses dan layanan publik, serta meningkatkan daya saing daerah.
Menparekraf RI Sandiaga Uno pernah mengatakan, bahwa di era pandemi ini harus mengubah pola hidup menjadi lebih bersih. Dia juga menyebut desa wisata merupakan masa depan pariwisata Indonesia.
“Tren pariwisata Indonesia kini sudah terlihat bahwa desa wisata adalah masa depan pariwisata Indonesia dan simbol kebangkitan ekonomi kita,” kata Mas Menteri Sandiaga, saat berkunjung ke Bima beberapa waktu lalu.
Menurutnya, desa wisata akan membuka lapangan kerja yang luas. Sehingga nantinya bisa membangkitkan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
“Kita akan all out di Kemenparekraf untuk mendorong pariwisata, karena kami yakin ini akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya yang akan berpihak kepada masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan manfaat ekonomi yang sekarang betul-betul diperlukan di tengah pandemi,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Bima,merupakan salah satu Kabupaten yang paling banyak mendaftarkan desanya mengikuti lomba Desa Wisata. Tingginya minat desa-desa di Kabupaten Bima dalam mengikuti lomba desa wisata, mendapat apresisai dari Tim ferivikasi Lomba Desa Wisata Nasional yang diselenggarakan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Terima Kasih untuk bapak dan ibu Tim ADWI Kemenparekraf RI dan tim Jadesta, atas dukungan pendampingan, pembinaan dan kesabarannya pada Tim Pendampingan Desa Wisata Kabupaten Bima NTB, lebih khusus pada ibu April selalu setia dan sabar memberikan masukan info , bimbingan dll. Tim ADWI dan Tim Jadesta Indonesia Kemenparekraf RI luar biasa,” ujar Sirajudin, STP dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bima yang juga Tim Teknis Pendamping Desa Wisata.
Menurutnya, Peran Dinas Pariwisata Kabupaten dan provinsi sangat membantu,
“Pak Yusron selaku Kadinpar Prov NTB, Pak Dahlan selaku Kadinspar Kab Bima, sangat perhatian, setiap saat mengontrol dan menanyakan bagaimana kelengkapan persyaratan, apakah sudah dipenuhi atau tidak, setiap saat memberikan informasi, terimakasih,terimakasih juga untuk harianamanat.com, yang selalu meng up date info desa wisata,” ujarnya.
Ada 24 desa di Kabupaten Bima yang sudah mendaftar dan sudah dinyatakan lolos persyaratannya.
bagi kami Pemkab Bima, bukan soal mendapatkan juara, tetapi Desa-desa ini sudah tercatat di tingkat Nasional sebagai Desa Rintisan Desa Wisata, karena syarat mendaftar desa wisata itu sama halnya membuat RPJMD, yakni berupa proposal/picth desk, dan itu akan menjadi perhatian Negara, papar Kadis Pariwisata Bima,Drs.Dahlan Muhammad.
Drs.Dahlan Muhammad juga mengatakan bahwa, atensi para kades untuk mendaftar kan desanya sebagai desa wisata itu adalah semangat baru para kades dalam melihat potensi desanya.
“ kehadiran mas menteri sandiaga, dia Bima beberapa waktu lalu, memicu adrenalin para kades untuk mengembangkan potensi desanya masing-masing, ini merupakan awal kebangkitan pariwisata bima, apalagi Bima menjadi salah satu daerah pengembangan pariwisata Nasional di Indonesia bagian timur, karena Bima merupakan daerah Penyangga Utama Destinasi Super Prioritas Labuhan Bajo, oleh karena itu dewi ( desa wisata ) yang ikut harus serius dan fokus, karena ini merupakan embrio bangkitnya pariwisata kita,”ujarnya kepada harianamanat.com.
Sekretaris Dispar Kabupaten Bima yang juga Sekretaris Tim Pengembangan Destinasi dan Pendamping Desa, Abdul Haris, S.Sos mengungkapkan bahwa ,pihaknya untuk tahun ini tidak mencari pradikat juara ADWI, tetapi ini adalah cikal bakal kerja kolaborasi dan bersinergi dengan desa untuk kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif yang dimiliki warga desa masing-masing.
“ tahun ini kita tidak mengejar juara, tetapi minimal Bima dikenal dan tercatat oleh Pemerintah Pusat, sebagai daerah yang memiliki banyak potensi, dan yang utama adalah telah masuk jaringan desa wisata Indonesia, yang akan mendapat sertifikat dari kementerian pariwisata, dan potensi ini masuk database jaringan desa wisata indonesia dibawa kemenparekraf ri,”ujarnya kepada harianamanat.com jumat, 13 agustus, 2021,di kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Bima.
Salah seorang pemerhati desa wisata yang tidak ingin identitasnya diketahui, mengatakan bahwa, Tim ADWI ( Anugerah desa wisata ) itu merupakan himpunan dari berbagai Kementrian, yang bersinergi menjadikan Pariwisata sebagai IKON Bangkitnya Ekonomi Bangsa.
“disana ada Bappenas, Pertanian, Kementrian Koperasi, PUPR, Investasi, Lingkungan, Kementriannya Pak Luhut, Kemenparekraf, DPR RI, Artis, pokoknya kolabor aksi, dan desa-desa yang mendaftar itu disamping mendapatkan piagam, akan terus mendapatkan pendampingan untuk digali potensinya. Dan di Bima sudah ada dua desa yang mendapatkan perhatian khusus untuk di bantu infrastrukturnya, yakni Uma Lengge Maria Wawo, dan Gor Pacuan Kuda Panda sebagai destinasi Nasional, ini perlu dipenetrasi agar anggarannya bisa segera dicairkan, karena Bima ini masuk dalam dua kawasan Destinasi Super Prioritas, Yakni KEK MANDALIKA dan LABUHAN BAJO,”ujarnya.
Adapun desa-desa Wisata yang sudah mendaftar dan langsung mendapatkan Pendampingan dari Dispar Kabupaten Bima adalah ;
adapun desa2-desa,melalui pembinaan dan pendampingan Dispar Kab Bima, dengan melakukan pembinaan, pendampingan dalam pembuatan video, pendaftaran awal, uplod jadesta , picth deck / proposal, pendampingan pembuatan channel youtube, fb desa wisata, ig desa wisata, dan pembuatan materi :
dewi maria utara wawo, dewi riamau wawo , dewi lambu kec .lambu, dewi soro lambu , dewi bugis sape, dewi mawu ambalawi , dewi nipa ambalawi, dewi panda palibelo, dewi laju langgudu, dewi piong sanggar, dewi kawinda toi,tambora , dewi labuan kananga tambora, dewi sangiang wera , dewi boro sanggar, dewi poja sape., dewi Kore, dewi karumbu,dewio monta dalam.
sedangkan 6 desa lainnya yang langsung mendaftar sendiri adalah dewi ncera, dewi risa , dewi sari sari, dewi bajo pulo, dewi maria , dewi tolouwi.(admin )