Bima, Harianamanat.com,- Kultur masyarakat yang sangat patriarkis dan menempatkan perempuan pada kelas kedua, membuat perempuan kerap kali dihakimi oleh masyarakat, jika menjadi penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
Apa sebenarnya yang terjadi dibalik peristiwa penyiraman dengan minyak goreng panas itu. Harianamanat.com, mencoba menggali kisah dibalik peristiwa itu.
“Saya sering disiksa, dipukuli, kepala pernah dibenturkan ke kusen jendela depan rumah sampai babak belur,” tutur Rostinah (38), pelaku penyiraman minyak goreng panas ke tubuh suaminya.
Dengan suara lirih dan terbata-bata, Ros berusaha menjelaskan apa yang dialaminya. Tak banyak yang Ros uraikan, ia lebih banyak diam dan hanya memandang dengan tatapan kosong saat dijumpai Harianamanat.com, diruang sidik Mapolres Bima, senin 2 agustus 2021.
Matanya menerawang, jauh. Sesekali ia menghela nafas dalam -dalam. dan memandang dengan penuh cinta kepada putri semata wayangnya. Entah apa yang ingin diungkapkannya.
“sudahlah, saya siap diceraikan, yang membuat saya sedih dan marah, pernah suatu waktu saya disuruh berhubungan intim dengan pria lain,” katanya sembari meremas pakaian putrinya.
Ros ditemani saudara dan anaknya, duduk diruang sidik tahanan mapolres Bima di desa Panda.
Terkesan wanita cantik ini sangat pendiam. “orang hanya tau apa yang mereka lihat saja, mereka tidak merasakan apa yang saya derita, setiap hari pulang dengan keadaan mabuk, uang dibuat foya-foya, saya dan anak tidak di nafkahi, banyak yang akan saya ungkapkan, tapi nanti akan saya sebut untuk sidang di Pengadilan, biarkan hakim yang akan memutuskan,” ujarnya.
Kemudian ia berjalan menjauh, menuju ruang tahanan sembari berucap, ” sudah yah, tanyakan pada tetangga saya itu, mungkin mereka bisa ceritakan.”
Dan seorang kerabat yang menemaninya, menggendong putri pelaku yang baru berusia 3 tahun. Am(50 ) mengisahkan.
“Ros orangnya pendiam, jarang mau cerita, seharian kami disini, bertanya kenapa bisa begitu, tidak di jawab, hanya diam, paling minta makan dan minum saja, terus dia minta ijin gendong putrinya, senyum saja sama kami ini, orangnya sabar, jadi kami kaget jika sampai begini, satu saja kalimat yang sering diulang-ulang,….Wati Du wau ku tahan eee.(sudah tidak kuat menahan)…”
Menurut Am, bahwa mereka sering mendengar pertengkaran diantara Pelaku dan korban (Suaminya). Pernah suatu waktu Ros (Pelaku) mengalami kekerasan yang cukup fatal, tapi Ros maafkan suaminya itu, karena ia berpikir tentang anaknya dan mungkin bisa berubah.
Hanya saja akhir-akhir ini Ros sering terlihat duduk melamun dan menangis, ujarnya.
Am juga mengisahkan bahwa pernah suatu kali Ros ingin minta bercerai dari suaminya, malah dijawab dengan kekerasan. “pokoknya runyam eeee, yah mungkin akibat sudah tidak kuat lagi menahan sakit, maklum orangnya pendiam, disiksa juga hanya diam dan menangis, coba gak kejadian ini kami melihat semangatnya, sebagai tetangga kami kaget Ros bisa seperti ini.”
Kasat Reskrim Mapolres Bima, Iptu Adhar, SH membenarkan bahwa pihaknya tengah memeriksa dan membuat Berita Acara Peristiwa, atas Tindak pidana Penganiayaan, yang terjadi di desa dena kec madapangga Kab Bima.
Peristiwa penyiraman minyak goreng panas pada hari Sabtu tanggal 31 Juli 2021 Pukul 16.30 wita.
Dengan korban Anwar Alias Obo (50), Satpam Pom bensin sila. Korban beralamat di RT.08 RW.04 Desa Rasabou Kec. Bolo Kab .Bima. sedangkan pelaku bernama Rosa (38).
“peristiwanya sudah viral kan, jadi tidak perlu lagi saya jelaskan, soal kenapa pelaku melakukan itu, berdasarkan BAP Pelaku mengaku dirinya sering disiksa. Itu saja ok.”(admin )