Saya bersyukur ikut webinar penting. Hadirkan tiga gubernur: Bali, NTB dan NTT. Acara diinisiasi Bank Indonesia. Dihadiri lebih dari 700 peserta.
Saya ditelpon Pak Heru Saptaji, kepala BI Mataram di malam sehari sebelum acara. Saya diminta untuk jadi penanggap atau penanya wakili NTB. Pembicara Empat orang, Prof Ari Kuncoro Rektor UI, Gubernur Bali, NTB dan NTT.
Bank Indonesia siapkan 3 penanggap. Satu dari Bali, Satu NTB satu lagi dari NTT. Tentu saja segera saya sanggupi, mengingat penting dan manfaatnya pertemuan itu.
Prof Ari jelaskan Ekonomi dalam grafik dan relasinya dengan Pandemi Covid-19. Dr. Wayan Koster Gubernur Bali jelaskan penurunan ekonomi Bali akibat anjloknya kunjungan wisatawan. Pak Wayan mengupayakan seriusi sektor lain, selain pariwisata.
Dr. Zulklimansyah Gubernur NTB jelaskan konsep industrialisasi yang dikerjakan NTB. Industrialisasi bukan melulu pabrik-pabrik besar. Proses pengolahan entah kecil atau besar adalah industrialisasi. NTB juga terus cari konsep terbaik bangun ekosistem inovasi.
Dr. Viktor Laiskodat Gubernur NTT menawarkan pembangunan kawasan. Tiada jalan lain selain kerja sama. NTT serius kembangkan peternakan dan garam. NTT konon lima besar pasok garam nasional. Walau dianggap paling miskin di antara Bali Nusra, NTT siap menyumbang lebih banyak untuk negeri.
Sebagai penanggap saya beri dua komentar saja. Pertama, Pengembangan Virtual Tourism yang mengarah ke ekonomi kreatif. Bagaimana peran anak muda membuat konten, video unik tentang wilayahnya. Peluang dapat pendapatan juga terbuka.
Kedua reorientasi produksi UMKM. Kesan UMKM produksi oleh-oleh kayaknya perlu dieliminir. Oleh-oleh identik wisatawan, wisatawan absen, toko oleh-oleh ikut anjlok.
Pemerintah perlu bantu UMKM untuk produksi produk primer. Kebutuhan pokok. Jadi produk subtitusi impor. Tidak mudah, namun butuh memulai. Ketiga gubernur punya semangat yang sama tuk perkuat produk Lokal. Dan bersinergi bersama.
Masing masing bersepakat cari pola tuk bangun kawasan. Kebutuhan pangan masyarakat Bali-Nusra harusnya dipenuhi oleh Bali-Nusra sendiri. Semoga konsep ini ditindak lanjuti segera.
Saya harus berterima kasih pada Bank Indonesia. Tidak saja karena diajak dalam acara penting ini. Tapi semangat pembangunan mikro ekonomi gencar dilakukan BI. Itu terjadi sejak urusan makro berbagi peran dengan OJK.
Sukses Bank Indonesia, sukses Bali-Nusra. Walahu’alam.