Bima, Harian amanat com – Desa wisata boro Kecamatan sanggar Kabupaten Bima, berada di kaki Gunung Tambora. Dan yang telah ditetapkan sebagai Geopark Tambora, dan saat ini menjadi destinasi kawasan strategis pariwisata nasional dan yang masuk dalam kawasan SAMOTA( Teluk Saleh, Moyo ,Tambora ).
Desa Wisata Boro diharapkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rute wisata dan peta wisata Kecamatan sanggar.
Desa Wisata Boro memiliki keunikan daya tarik wisata budaya dan juga alam yang menarik.
Inisiator sekaligus Pembina Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kaniki, Ade Purna Wirawan,S.Pd dengan lima orang rekannya Taufikurahman (Ketua Pokdarwis), Suparman,Muslim dan Nurhayana sadar akan potensi desanya.
” Berawal dari bincang-bincang untuk punya kedai kopi, akhirnya kami patungan buat kedai kopi, dan setiap hari Minggu kami buka lesehan ikan bakar tuna dipantai Kaniki, sejak itulah ide untuk menjadikan desa ini bagian dari paket wisata Geopark Tambora,” ujarnya kepada harian amanat, Minggu 18 Mei 2021, dipantai Kaniki desa Boro kecamatan Sanggar.
Motivasi yang kuat membuat Pokdarwis Kaniki mulai melahirkan gagasan, inovasi dan akhirnya melakukan diskusi dengan GM.Geopark Tambora,Hadi Susanto,ST.
Agar desa Boro masuk dalam paket kunjungan wisata.
Maka mulailah mereka membuat Kalender event,
Peta wisata, brosur, buku panduan, paket wisata, Vidio, foto dan mengirimnya ke medsos dan membuat akun baik di FB,Ig,Yutub maupun Twitter.
Pokdarwis Kaniki Biro sadar akan potensi desanya, hanya memiliki Pantai Kaniki, Pantai Telaga, Cagar Budaya Kuburan Kuno Kerajaan Sanggar, perkebunan Kelapa dan Alam yang masih Asri dan alami.
” Kami lakukan koordinasi dengan beberapa pengusaha di desa sebelah, seperti Pemilik Home stay di desa Kore, pengusaha ikan dan nelayan kore agar bisa memanfaatkan pelabuhan kore dan kapal-kapalnya untuk melintasi Pantai Kaniki, dan juga mengantar wisatawan keliling teluk Kaniki dan sekitarnya,” ujarnya.
Menurut Ketua Pokdarwis Kaniki, bahwa kolaborasi, kerjasama dan saling menopang antara satu sama lain, antara desa satu dan desa lainnya akan menjadi sebuah kekuatan.
” Dalam hal ini kerja terintegrasi, bahwa benar Pokdarwis Kaniki yang mewakili, tapi misi kami adalah Sanggar secara utuh, karena wisata Sejarah Budaya Kerajaan Sanggar yang ingin kami kedepankan. Situs-situs cagar budaya itu masih ada, ditambah alamnya yang indah, motivasi inilah yang membuat kami semangat melakukannya dan kami berharap dengan seringnya wisatawan hadir disini, akan memacu warga masyarakat untuk hidup bersih dan merawat lingkungan, tata krama sebagai lazimnya daerah yang dahulu memiliki sebuah Kerajaan,” ujarnya bangga.
Desa wisata Boro yang masuk nominasi 79 desa wisata award 2021 ini memiliki potensi makam kuno, yang menjadi andalan wisata budaya yang merupakan makam kuno yang tidak terpisahkan dari sejarah kerajaan sanggar.
Dan juga yang diintegrasikan pengembangannya dengan sumber daya alam wisata desa Boro dengan wisata alam unggulan pantai Kaniki.
Sanggar di masa lalu adalah sebuah kerajaan di Pulau Sumbawa, masyarakat mulai menyadari tentang pentingnya arti identitas unsur-unsur budaya. Kondisi itulah yang memotivasi warga masyarakat sanggar menjaga Identitas Budayanya.
Dan saat ini Pokdarwis Kaniki tengah menata, mengidentifikasi dan menginventarisasi produk wisata budaya Sejarah dan arkeologi, agar tersimpan rapi.
Desa Wisata Boro memiliki kuliner asli sejak jaman dahulu kala, ubi, singkong, jagung, kelapa, Kadodo Sanggar punya khas aroma kapulaga dan taburan kenari.
Sekarang kami Sanggar Punya Kebun Kayu Putih terbesar di Indonesia.
” Kami akan integrasikan juga Kebun Kayu Putih milik PT.Sanggar Agro sebagai salah satu objek paket wisata kami,” ujarnya.
Tidak itu saja, masyarakat Desa Boro, umumnya Kecamatan Sanggar, pandai membuat cobek dari batu gunung dan juga batu sungai. Sepanjang jalan menuju desa Boro, kita akan melihat warga Boro tengah membuat cobek dapur dari batu asli ini.
Saat ini pengelolaan potensi desa wisata boro ini mendapat dukungan moril dari berbagai pihak seperti Dinas Koperasi, kepala desa, Camat, Yayasan kerajaan sanggar, Komparindo, Pokdarwis Kaniki, LPM desa boro, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ( Aman yang di ketua Ayaturahman) Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), karang taruna Kecamatan sanggar, Dinas Pariwisata dan juga GM Geopark Tambora Hadi Susanto,ST.
Tujuan akhir dari desa wisata ini, diisyaratkan untuk memiliki menajemen pariwisata dan pengelolaannya, sehingga masyarakat setempat bisa hidup dari aktivitas Pariwisata.(Sri Miranti)