Serba-Serbi Eid Mobarok

KotaBima, harian amanat.com,- Bupati IDP merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah di kediaman Asi Toi (Pendopo ) Jalan Sultan Kaharudin, Kamis (13/5/2021). Karena ada himbauan untuk tidak melaksanakan open house, maka salam-salamannya dibatasi hanya 10 orang saja. Alhasil banyak Pejabat Eselon II,III dan juga Simpatisan IDP dari berbagai desa harus rela menunggu giliran.

Pada pagi harinya, Bupati yang akrab disapa Umi Dinda itu melaksanakan shalat Idul Fitri di halaman Kantor Bupati Bima.

Walikota HML merayakan Idul Fitri di kediamannya jl.Sri Wijaya Raba dompu. Walikota HML pun tidak melakukan open house.
Pejabat Eselon di lingkup Pemkot Bima dan warga masyarakat yang datang dibagi dan dibatasi.
Untuk tamu laki-laki disambut Walikota HML, sedangkan tamu Perempuan disambut Ibu Hj.Ellya Alwaini.
Untuk tamu laki-laki diterima dan duduk di meja bundar. Sedangkan tamu perempuan duduk di sofa panjang dan berjarak.
Setiap meja hanya di isi 5 orang saja.
Sedangkan yang lainnya menunggu di halaman depan, taman belakang dan samping kediaman.

Pelaksanaan salat Idul Fitri di Kabupaten dan Kota Bima menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain seluruh jemaah menjaga jarak dan memakai masker, handsanitizer pun dipersiapkan. Dan syukur Alhamdulillah biasanya sampah kertas sebagai alas sajadah terlihat berantakan, namun kali ini pengurus PHBI Kota Bima telah menyiapkan anak-anak remaja untuk membersihkan kertas koran yang berserakan di lapangan.

Jauhar Mahfud ketua remaja masjid kelurahan paruga, juga Tagana kelurahan Paruga, kecamatan rasanae barat Kota Bima ini mengaku bahwa, idhul fitri kali ini merupakan idhul fitri yang berbeda karena masih dalam kondisi pandemi.

Bagi dirinya Lebaran kali ini sangat berarti, karena pihaknya dipercaya oleh PHBI kecamatan rasanae barat, untuk menjadi panitia pelaksanaan shalat Idhul Fitri di Lapangan Merdeka Kota Bima.

Sehingga dia bersama rekan-rekannya melakukan persiapan untuk pelaksanaan shalat Idhul Fitri di Lapangan Merdeka selama dua hari.

Karena pemerintah mengijinkan sholat dilapangan, maka pihaknya melakukan koordinasi dengan para pedagang yang biasanya Berdagang di dalam lapangan.
kemudian bergotong royong membersihkan lapangan dan menyiramnya.

” Kami sengaja menata mimbar sholat Idhul Fitri ini dengan cantik,rapih dan bersih. karena kami pikir ini untuk sholat, masa harus kalah dengan penyelenggaraan upacara,”ujarnya.

Upaya untuk menata mimbar Khotib dan lapangan untuk sholat itu baginya merupakan sebuah kebanggaan, karena ia berharap Walikota atau Wakil Walikota Bima, dan juga masyarakat bisa merasa nyaman untuk sholat.
Dan ia mengaku bangga saat melihat Lapangan merdeka penuh oleh jamaah sholat Idhul Fitri.
” Inilah sesungguhnya perayaan hari lebaran untuk saya.masyarakat berbondong-bondong sholat Idhul Fitri, masker yang saya bagikan tidak cukup.alhamdulillah.semoga berkah dan Pandemi pergilah dari Indonesia” harapnya.

Bagi Erik (59) warga Palembang yang bermukim di kelurahan Pena Toi, Perayaan lebaran dimasa Pandemi baginya merupakan bentuk uji kesabaran.
Karena disamping harus tetap melaksanakan Prokes, tidak bisa berkumpul dengan orang tuanya yang sudah sepuh merupakan bentuk kesabaran menahan rindu.
Namun dengan teknologi ia dan keluarga yang tidak mudik bisa menggunakan video call, lebaran ala daring berkomunikasi melalui jaringan Android.
” Kami sekeluarga rayakan lebaran daring, kumpul bersama seluruh keluarganya melalui jaringan seluler, Alhamdulillah walaupun cukup dengan lambaian tangan, menatap wajah wajah keluarga, semoga tahun depan sudah tidak ada Pandemi Covid,” ujar pedagang mpek – mpek ini.