harianamanat.com
Kab Bima,- Sejuk dan Dingin, ada perasaan tenang sekaligus rindu ketika anda pertama kali menginjakkan kaki di tanahnya. Sebuah desa yang berada di puncak, sekitar 70 km dari ibukota Kabupaten Bima.
Itulah desa Maria begitu orang menyebutnya, sebuah desa wisata yang dapat ditempuh dengan perjalanan menggunakan berbagai jenis kendaraan, termasuk outbound bersepeda yang santai.
Jalur yang mendaki dan berkelok-kelok adalah sensasi tersendiri dalam perjalanan menuju desa Maria.
Disepanjang perjalanan akan anda jumpai monyet-monyet lucu yang bersahabat, lokasi untuk mengaso sekadar untuk berfoto Selvi, pohon-pohon tua dengan daun berguguran dan akar-akar pohon yang bergelantungan di atas jalanan.
Tapakan kaki anda di tanah desa Maria, rasakan kesejukan dan keramahan masyarakatnya.
Pandangilah bukit-bukit indah yang di lantari permadani awan putih yang cantik. Anda segera merasakan seperti berada pada suatu masa ketika hanya ada kerinduan dan kedamaian.
Di desa Maria jugalah Anda dapat menemukan sekumpulan rumah adat yang unik, orang-orang menyebutnya Uma lengge.
Uma Lengge dulunya merupakan rumah tinggal sekaligus tempat menyimpan bahan makanan seperti beras, gabah dan lainnya. Namun sekarang tidak lagi dipakai untuk tempat tinggal, hanya digunakan untuk menyimpan bahan makanan.
Inilah salah satu kearifan lokal warga Bima. Uma Lengge sengaja ditempatkan terpisah dari tempat tinggal pemiliknya dengan maksud apabila terjadi kebakaran, maka seluruh persediaan makanan tidak ikut terbakar.
Bahkan untuk menjaga keamanannya, komplek Uma Lengge dijaga secara bergiliran oleh warga. Saat ini yang tersisa ada 103 Jompa dan 13 Uma Lengge
Dan saat ini Dinas Pariwisata Kabupaten Bima dan Dinas Pariwisata PROV NTB, mencanangkan Desa Maria sebagai Kampung Wisata.(Sri)
Ayo Ke Bima
Jaga Alam Kita
Jaga Adat dan Budaya Kita
Dunia Akan Jaga Kita.
Foto oleh Ogie dan Tofi foto.