Ayo ke Bima “Lawata”

Ayo Ke Bima ( bag-4)

Kota Bima, harian amanat.com,- LAWATA dengan konsep TACC dan TALC.
Sebelum dilanjut kita eja dulu yah….apa sih TACC dan TALC itu…?!
TACC (Tourist Area Carrying Capasities) diterjemahkan secara harfiahnya Kapasitas atau daya tampung…
Sedangkan TALC (Tourist Area Life Cycle) itu daya dukung/penunjang.

Kita mulai dari daya tampung alias TACC.

Pantai Lawata digolongkan small area destination, maka dalam pengembangannya harus hati-hati supaya tidak rusak. Pembangunan sarana prasarana harus di tata ulang supaya kesan ” bukan destinasi wisata ” harus segera dilakukan.

Konsep Daya dukung area harus di padukan dengan VM ( Visitor Management ) yang baik, agar wisata makin baik.
Peta dalam Kawasan harus dibuat rapih agar indah dan menarik.

Menurut Sirajudin,S.ST.Par, calon Doktor Pariwisata ini mengatakan bahwa sebaiknya, Konsep daya dukung kapasitas wisata adalah daya tampung kawasan menerima kehadiran wisatawan.
Sarana yang di bangun dan area untuk wisata, jangan sampai lebih banyak sarananya dibanding tempat wisatanya.
Oleh karena itu, penataan daya dukung harus segera dilakukan.

Menurut analisanya sebagai seorang yang berpengalaman mengelola Pariwisata Kabupaten Banyuwang, Pantai lawata dengan luas lahan yang lebih kurang 2 hektar, hanya boleh dibangun 30% sarana fisik pendukung wisata, 50% area wisata dan 20% untuk area fasilitas wisata.
Artinya jika dengan luas area 2 ha, maka pengunjung hanya bisa 300- 500 orang per hari. Itu pun jika dilihat area wisata Pantai Lawata dari sebelah barat maka daya dukung kapasitas pengunjungnya hanya 200 per hari.

Analisa TALC Pantai Lawata .

Dalam pengembangan pariwisata dapat dilihat dalam 4 fase yaitu ;

  1. fase Introduction atau Pengenalan potensi.
  2. fase Development atau Pengembangan.
  3. Fase Maturity atau Kematangan destinasi.
  4. Fase Decline atau dimana Penurunan atau Kemunduran destinasi ( destinasi mulai ditinggalkan oleh pengunjung setelah melewati masa ini setelah melewati fase 1-3). Nah, Pada tiap fase pengembangan Pantai Lawata harus diperhatikan, karena jangan sampai terjadi over carrying capacity pada Fase 2 atas saat pengembangan, begitu pula pada saat kita ada di puncak atau masa kematangan atau pertumbuhan yang luar biasa kita menjadi terlena.

Padahal Pada saat itu Pantai LAWATA baru memasuki fase 1 artinya masih dalam pengenalan destinasi, walau ada pengembangan karena sarana rekreasi belum banyak dilakukan.
Yang lebih menonjol wisata kuliner sehingga fase perkembangan masih di Fase 1 alias pengenalan, artinya pantai Lawata dari keberadaannya sudah ada sejak masih dalam wilayah dengan Kabupaten Bima.

Kriteria Pantai Lawata sebagai destinasi

Pantai Lawata oleh Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Pariwisata Kota Bima telah menyebut sebagai destinasi wisata, namun kriteria kelayakan sebagai destinasi wisata apa sudah di ukur dengan baik dari berbagai indikator ?

Jika diukur dari kriterianya, LAWATA sebagai sebua Destinasi wisata, Lawata memiliki daya tarik wisata karena pantai Lawata terdapat perpaduan Wisata bahari, ada pulau kambing, ada kuliner, dapat melihat matahari terbenam, ada wisata mancing, ada Selfie bridge, dan aktifitas wisata walau belum optimal.

maka konsep 3A( attraction, amenitasdan acsesibilytas) terpenuhi.

Sebut saja amenitas atau fasilitas wisata akan menentukan keiinginan orang tinggal lebih lama. Keberadaan penginapan, restaurant di pantai Lawata memang tidak ada, namun sekitar Pantai Lawata sudah ada Hotel bintang tiga seperti Marina Inn, Hotel Kalaki.

Maka Lawata sudah memenuhi syarat sebagai sebuah destinasi sehingga Lawata layak disebut destinasi wisata.

aksesibilitas Pantai Lawata lainnya yakni Jalan hotmix, dekat dengan bandara udara, pelabuhan laut sebagai konektivitas wisata nasional sudah sangat layak.
Pantai Lawata memenuhi semua Syarat destinasi walaupun belum optimal.

Nah, yang terakhir kata Pakar Pariwisata Pria asal Langgudu Sirajudin,S.ST Par. ” Lawata belum punya Branding”

Dengan hasil diskusi Harian amanat.com dengan Pakar Pariwisata ini kita coba tulis beberapa Branding untuk Lawata, siapa tahu Walikota HML berkenan menggunakannya.

Keberadaan Pantai Lawata sebagai destinasi belum di dukung oleh Branding dan slogan yang kuat. Maka setiap destinasi punya Branding.
Faktor BRANDING kunci menciptakan daya tarik untuk dikunjungi.

Ada beberapa BRANDING yang ideal untuk Pantai Lawata ;

  1. Lawata Beach King Memmorial
  2. Lawata Beach Living Like At Home
  3. Lawata Is Your Home
  4. Lawata Wisata Keluarga
  5. Lawata Wajahnya Bima
  6. Lawata the Face of Bima
  7. Lawata Surga Kota Bima

Pantai Lawata Kecil tapi menarik dan cantik. Lawata adalah wisata bahari kota Bima.

Selamat berwisata Jaga kesehatan, ciptakan Sapta Pesona dan jangan lupa JAGA KEBERSIHAN.

Foto by Ogie gagah dan Tofi Foto
Jaga Laut Lawata dari Sampah Plastik.(045/ADV)