Ayo ke Bima” Lawata “

Headline, Pariwisata74 Dilihat
banner 468x60

Ayo ke Bima (bag-3)

Kota Bima, Harian amanat.com,- Pantai Lawata itu backside urban Marine Tourism begitulah kira-kira ungkapan yang cocok bagi Pantai Lawata, ” Pariwisata bahari sisi kota Bima”, ungkap pakar Pariwisata Mr.Sirajudin,S.ST.Par saat dialog dengan Harian amanat.com.

banner 336x280

Ia mengisahkan bahwa Lawata sangat menarik dilihat, dari kajian pariwisata.
keunikannya sangat lengkap dan dapat menarik minat wisata lokal yang haus akan aktifitas wisata keluarga.

Banyak berpendapat bahwa Pantai Lawata bukan pantai , bukan tempat wisata, bukan destinasi wisata.

Bahkan ada yang ge’er atau tidak mengakui Pantai Lawata adalah destinasi wisata.
Bagi pengujung tidak peduli dengan istilah itu yang penting datang hepi- hepi, fun , bisa memuaskan motivasi dan preferensi wisata ada semua di Pantai Lawata.

Lawata sejak dulu hingga kini mampu menghipnotis wisata lokal , bahkan tidak jarang wisatawan datang dilokasi untuk wisata, lunch atau dinner.

Menjadi pertanyaan kita apa yang unik dan khas di Pantai Lawata ? Apa Lawata bisa menjawab kebutuhan untuk syarat sebuah wisata??
Itu adalah something thing to see? Something to do? Something to buy, bring and take?

Jawaban secara Sains Pariwisata dan konsep Perencanaan secara singkat ada yang unik, bisa memenuhi kebutuhan wisata dan ada yang bisa dilihat, ada yang bisa dilakukan dan ada yang dibawa pulang berupa kuliner ikan bakar dan pengalaman wisata bahari, mengunjungi pulau kecil, berenang, mandi, bermain speedboat.

Cibiran Pantai Lawata bukan destinasi gugur. Menurut konsep pariwisata destinasi itu apabila ada daya tarik
wisata, ada fasilitas wisata, ada pengelola, ada aksesibilitas yang baik, ada pengujung dan Peraturan yang mengatur tempat itu.
Artinya separoh syarat menjadi destinasi wisata dengan konsep 3A ( Attraction – Amenitas- An cilaries ) sudah terpenuhi.

Banyak dari kita tidak menyadari sisi keunikan Pantai Lawata di mana?

Dalam konteks ini pengelola harus jeli melihat apa tangible product dan intangible di pantai Lawata.
Ini menjadi PR besar bagi mengelola Lawata.

Cara melihat produk wisata pantai Lawata harus menjadi fokus pengelola .

Apa yang menarik ditawarkan harus ada yang beda. Misalnya saya beri 1 contoh yang harus dilihat adalah kebutuhan wisata mileni a yang membutuhkan pelayanan digitalisasi pantai lawata. Wifi all in dalam kawasan yang baik , paket reguler harus disiapkan.

kesan wisata kuliner lebih melekat dari destinasi wisata. (To be continued)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *